Pengertian Terapi
Kelompok
Terapi Kelompok adalah
psikoterapi yang dilakukan pada sekelompok klien bersama-samadengan jalan
berdiskusi satu sama lain dipimpin oleh seorang terapis atau petugas kesehatan
jiwayang terlatih. (Direktorat Kesehatan Jiwa )Terapi kelompok adalah perawatan
modalitas untuk lebih dari satu orang yang menyediakan hasil yang terapeutik
untuk individu. (Deborah Atai Otong)
Terapi
kelompok merupakan suatu psikoterapi yang dilakukan sekelompok pasien
bersama-sama dengan jalan berdiskusi satu sama lain yang dipimpin atau
diarahkan oleh seorang therapist atau petugas kesehatan jiwa yang telah
terlatih (Pedoman Rehabilitasi Pasien Mental Rumah Sakit Jiwa di Indonesia
dalam Yosep, 2007).
Terapi
kelompok adalah terapi psikologi yang dilakukan secara kelompok untuk
memberikan stimulasi bagi pasien dengan gangguan interpersonal (Yosep, 2008). Terapi Kelompok adalah bentuk
terapi yang melibatkan satu kelompok dari pertemuan yangtelah direncanakan oleh
seorang terapis yang ahli untuk memfokuskan pada satu atau lebih dalam hal:
1. Kesadaran dan pengertian diri
sendiri.
2. Memperbaiki hubungan
interpersonal.
3. Perubahan tingkah laku.Terapi
Kelompok adalah proses keperawatan teurapeutik yang dilakukan dalam kelompok. (Judih
Haber)
Jadi dapat disimpulkan bahwa
Terapi kelompok merupakan metoda pekerjaan sosial yangmenggunakan kelompok
sebagai media proses pertolongan profesional. Maksudnya ialahin dividu-individu
yang mengalami masalah sejenis disatukan dalam kelompok penyembuhan dankemudian
dilakukan terapi dengan dibimbing atau didampingi oleh seorang atau satu tim
petugas kesehatan.
Tujuan Terapi Kelompok
Tujuan Umum :
-
Meningkatkan kemampuan uji realitas
-
Membentuk sosialisasi
-
Meningkatkan fungsi psikologis : meningkatkan kesadaran tentang
hubungan antara reaksi emosional dengan perilaku defensive
-
Membangkitkan motivasi bagi kemampuan fungsi kognitif dan
afektif
Tujuan Khusus :
-
Meningkatkan identitas diri
-
Menyalurkan emosi
-
Keterampilan hubungan social
Tujuan Rehabilitatif :
-
Meningkatkan kemampuan hidup mandiri
-
Soialisasi di tengah masyarakat
-
Empati
-
Meningkatkan pengetahuan problema hidup dan penyelesaian.
Tahapan
dalam Terapi Kelompok
Kelompok
sama dengan individu, mempunyai kapasitas untuk tumbuh dan berkembang. Kelompok
akan berkembang melalui empat fase, yaitu: Fase prakelompok; fase awal
kelompok; fase kerja kelompok; fase terminasi kelompok (Stuart & Laraia,
2001 dalam Cyber Nurse, 2009).
1. Fase
Prakelompok
Dimulai
dengan membuat tujuan, menentukan leader, jumlah anggota, kriteria anggota,
tempat dan waktu kegiatan, media yang digunakan. Menurut Dr. Wartono (1976)
dalam Yosep (2007), jumlah anggota kelompok yang ideal dengan
cara verbalisasi biasanya 7-8 orang. Sedangkan jumlah minimum 4 dan maksimum
10. Kriteria anggota yang memenuhi syarat untuk mengikuti TAK adalah : sudah punya
diagnosa yang jelas, tidak terlalu gelisah, tidak agresif, waham tidak terlalu
berat (Yosep, 2007).
2. Fase
Awal Kelompok
Fase
ini ditandai dengan ansietas karena masuknya kelompok baru, dan peran baru.
Yalom (1995) dalam Stuart dan Laraia (2001) membagi fase ini menjadi tiga fase,
yaitu orientasi, konflik, dan kohesif. Sementara Tukman (1965) dalam Stuart dan
Laraia (2001) juga membaginya dalam tiga fase, yaitu forming, storming, dan
norming.
a)
Tahap orientasi Anggota mulai mencoba
mengembangkan sistem sosial masing-masing, leader menunjukkan rencana terapi
dan menyepakati kontrak dengan anggota.
b)
Tahap konflik Merupakan masa sulit dalam
proses kelompok. Pemimpin perlu memfasilitasi ungkapan perasaan, baik positif
maupun negatif dan membantu kelompok mengenali penyebab konflik. Serta mencegah
perilaku perilaku yang tidak produktif (Purwaningsih & Karlina, 2009).
c)
Tahap kohesif Anggota kelompok merasa
bebas membuka diri tentang informasi dan lebih intim satu sama lain (Keliat,
2004).
3. Fase
Kerja Kelompok
Pada
fase ini, kelompok sudah menjadi tim. Kelompok menjadi stabil dan realistis
(Keliat, 2004). Pada akhir fase ini, anggota kelompok menyadari produktivitas
dan kemampuan yang bertambah disertai percaya diri dan kemandirian (Yosep,
2007).
4.
Fase Terminasi
Terminasi
yang sukses ditandai oleh perasaan puas dan pengalaman kelompok akan digunakan
secara individual pada kehidupan sehari-hari. Terminasi dapat bersifat
sementara (temporal) atau akhir (Keliat, 2004).
Daftar Pustaka
Tidak ada komentar:
Posting Komentar