SISTEM INFORMASI PSIKOLOGI
Rabu, 28 Desember 2016
Senin, 07 November 2016
Karakteristik dan Elemen-elemen Sistem
A.
Karakteristik
Sistem
Untuk memahami atau mengembangkan suatu sistem , maka perlu membedakan unsur-unsur dari sistem yang membentuknya. Berikut adalah karakteristik sistem yang dapat membedakan suatu sistem dengan sistem lainnya:
1. Batasan (boundary)
Penggambaran dari suatu
elemen atau unsur mana yang termasuk di dalam sistem dan mana yang di luar sistem.
2. Ligkungan (environment)
Segala sesuatu di luar sistem,
lingkungan yang menyediakan asumsi, kendala, dan input terhadap suatu sistem.
3. Masukan (input)
Sumber daya (data,
bahan baku, peralatan, energy) dari lingkungan yang dikonsumsi dan dimanipulasi
oleh suatu sistem.
4. Keluaran (output)
Sumber daya atau produk
(informasi, laporan, dokumen, tampilan layer computer, barang jadi) yang
disediakan untuk lingkungan sitem oleh kegiatan dalam suatu sistem.
5. Komponen (component)
Kegiatan-kegiatan atau
proses dalam suatu sistem yang mentransformasikan input menjadi bentuk setengah
jadi (output). Komponen ini bisa
merupakan subsistem dari sebuah sistem.
6. Penghubung (interface)
Tempat dimana komponen
atau sistem dan lingkungannya bertemu atau berinteraksi.
7. Penyimpanan (storange)
Area yang dikuasai dan digunakan untuk penyimpanan
sementara dan tetap dari informasi, energy, dan bahan baku, dan sebagainya. Penyimpanan
merupakan suatu media penyangga diantara komponen tersebut bekerja dengan
berbagai tingkatan yang ada dan memungkinkan komponen yang berbeda dari
berbagai data yang sama.
B. Elemen-elemen Sistem
Adapun elemen-elemen
Sistem adalah sebagai berikut:
1.
Tujuan Sistem
Tujuan sistem merupakan tujuan dari
sistem yang dibuat tersebut, tujuan sistem dapat berupa tujuan organisasi,
kebutuhan organisasi, permasalahan yang ada dalam suatu organisasi maupun uruta
prosedur untuk mencapai tujuan organisasi.
2.
Input
Input merupakan
elemen dari sistem yang bertugas untuk menerima seluruh masukan data, dimana
masukan tersebut dapat berupa jenis data, frekuensi pemasukan data dan
sebagainya.
3.
Proses
Proses
merupakan elemen dari sistem yang bertugas untuk mengolah atau memproses
seluruh masukan data menjadi suatu informasi yang lebih berguna. Misalnya
sistem produksi akan mengolah bahan baku yang berupa bahan mentah menjadi bahan
jadi yang siap untuk digunakan.
4.
Output
Output
merupakan hasil dari input yang telah diproses oleh bagian pengolah dan
merupakan tujuan akhir sistem. Output ini bisa berupa laporan grafik, diagram
batang dan sebagainya.
5.
Umpan Balik
Umpan Balik
merupakan elemen dalam sistem yang bertugas mengevaluasi bagian dari ouput yang
dikeluarkan, dimana elemen ini sangat penting demi kemajuan sebuah sistem.
Umpan balik ini dapat berupa perbaikan sistem, pemeliharaan sistem, dan
sebagainya.
C.
Model
Sistem Informasi Psikologi
Dewasa ini, tes psikologi mempengaruhi hampir seluruh aspek
kehidupan modern. Model sistem informasi psikologi pun
dapat diaplikasikan menggunakan komputer, contohnya seperti Sistem informasi
psikologi test IST (Intelligenz
Struktur Test). Test IST (Intelligenz Struktur Test) adalah merupakan
salah satu tes yang digunakan untuk mengukur inteligensi individu.,
IST (Intelligenz Struktur Test) terdiri dari sembilan subtes yang keseluruhannya
berjumlah 176 aitem. Masing-masing subtes memiliki batas waktu yang
berbeda-beda dan diadministrasikan dengan menggunakan manual.
Tes ini dipandang sebagai gestalt (menyeluruh), yang terdiri
dari bagian- bagian yang saling berhubungan secara makna (struktur). Dimana
struktur intelegensi tertentu meggambarkan pola kerja tertentu, sehingga akan
cocok untuk profesi atau pekerjaan tertentu. Berdasarkan hal tersebut IST umum
digunakan untuk memahami diri dan pengembangan pribadi, merencanakan pendidikan
dan karier serta membantu pengambilan keputusan dalam hidup individu.
Mekanisme
control test IST (Intelligenz Struktur Test)
dengan mengatur atau mengarahkan agar sistem
dapat berjalan dengan semestinya. Input test IST
(Intelligenz
Struktur Test) adalah sembilan subtes
yang keseluruhannya berjumlah 176 aitem
da akan menjadi sebuah data / informasi dari seorang individu. Proses test
IST (Intelligenz Struktur Test), data / informasi
tersebut akan di olah untuk dijadikan sebuah hasil dari 176 aitem yang ada pada
test IST (Intelligenz Struktur Test) . Output test IST (Intelligenz Struktur Test) adalah hasil akhir dari sebuah data / informasi yang sudah diolah pada proses test
dan akan menjadi sebuah skor IST (Intelligenz Struktur Test)
.
Daftar Pustaka
Djahir,
Y, Pratita, D. (2014). Sistem informasi manajemen. Yogyakarta: Deepublish
Fatta, H, A.
(2007). Analisis dan perancangan sistem informasi. Jakarta : Andi
Offset.
Minggu, 09 Oktober 2016
Pengertian Sistem Informasi Psikologi
A. Pengertian
Sistem
Sistem berasal dari bahasa Latin (systēma) dan bahasa Yunani (sustēma) adalah suatu kesatuan
yang terdiri komponen atau elemen yang dihubungkan bersama untuk memudahkan
aliran informasi, materi atau energi untuk mencapai suatu tujuan.
Sistem
juga merupakan kesatuan bagian-bagian yang saling berhubungan yang berada dalam
suatu wilayah serta memiliki item-item penggerak, contoh umum misalnya seperti
negara. Negara merupakan suatu kumpulan dari beberapa elemen kesatuan lain
seperti provinsi yang saling berhubungan sehingga membentuk suatu negara di
mana yang berperan sebagai penggeraknya yaitu rakyat yang berada dinegara
tersebut.
Berikut adalah pengertian Sistem menurut
beberapa ahli:
1.
Menurut Pilecki
Sistem adalah sekumpulan objek dengan menghubungkan
objek tersebut dengan atributnya atau dengan kata lain, sistem merupakan satu
kesatuan yang terdiri atas sejumlah bagian-bagian, atribut dari bagian dan
keterhubungan antara bagian dengan atribut.
2.
Menurut
Murdick, R. G
Sistem merupakan seperangkat elemen-elemen yang membentuk
suatu kumpulan dari berbagai prosedur atau berbagai bagan pengolahan untuk
mencari sebuah tujuan bersama dengan cara mengoperasikan data maupun barang
untuk menghasilkan suatu informasi, energi maupun barang.
3.
Menurut Mc.
Leod
Mc.
Leod mendefinisikan sistem sebagai sekelompok elemen-elemen yang terintegrasi
dengan maksud yang sama untuk mencapai tujuan. Sumber daya mengalir dari elemen
output dan untuk menjamin prosesnya berjalan dengan baik maka dihubungkan
dengan mekanisme control.
4.
Menurut
Marimin, Hendri, & Haryo
Sistem
adalah suatu kesatuan usaha yang terdiri dari bagian-bagian yang berkaitan satu
sama lain yang berusaha mencapai suatu tujuan dalam suatu lingkungan kompleks.
Pencapaian tujuan ini menyebabkan timbulnya dinamika, perubahan yang terus
menerus perlu dikembangkan dan dikendalikan.
Daftar
Pustaka
Al Fatta, Hanif.
2007. Analisis dan perancangan system informasi
untuk keunggulan bersaing perusahaan dan organisasi modern. Yogyakarta:
C.V Andi offset
Marimin, Tanjung
Hendri, & Prabowo Haryo. 2008. Sistem informasi manajemen: sumber daya
manusia. Jakarta: Grasindo
B. Pengertian
Informasi
Para
konsep memiliki banyak arti dalam konteks yang berbeda Informasi bisa dikatakan
sebagai pengetahuan yang didapatkan dari pembelajaran, pengalaman, atau
intruksi. Namun, istilah ini memiliki banyak arti bergantung pada konteksnya,
dan secara umum berhubungan erat dengan konsep seperti arti, pengetahuan,
negentropy, persepsi, stimulus, komunikasi, kebenaran, representasi, dan
rangsangan mental.
Informasi adalah pesan (ucapan atau ekspresi)
atau kumpulan pesan yang terdiri dari order sekuens dari simbol,
atau makna yang dapat ditafsirkan dari pesan atau kumpulan pesan. Informasi dapat
direkam atau ditransmisikan. Hal ini dapat dicatat sebagai tanda-tanda, atau
sebagai sinyal berdasarkan gelombang.
Berikut
pengertian informasi menurut beberapa ahli:
1.
Menurut
Abdul Kadir & Mc Fadden dkk
Abdul
Kadir & Mc Fadden dkk mendefiniskan informasi sebagai data yang
telah diproses sedemikian rupa sehingga mampu meningkatkan pengetahuan seseorang
yang menggunakan data tersebut.
2.
Menurut
Davis
Informasi
adalah data yang telah diolah menjadi sebuah bentuk yang berarti bagi
penerimanya dan bermanfaat dalam pengambilan keputusan saat ini atau mendatang.
3.
Menurut
Claude E. Shannon & Warren Weaver
Informasi
adalah energi yang terpolakan yang mempengaruhi individu dalam mengambil
keputusan dari kemungkinan pilihan-pilihan yang ada.
4.
Menurut
Wiryanto
Informasi
adalah hasil dari proses intelektual seseorang, proses intelektual adalah
mengolah/memeroses stimulus, yang masuk ke dalam diri individu melalui panca
indera, kemudian diteruskan ke otak/pusat syaraf untuk diolah/diproses dengan
pengetahuan, pengalaman, selera, dan iman yang dimiliki seseorang. Seetelah mengalami
pemrosesan, stimulus itu dapat dimengerti sebagai informasi.
Daftar Putaka
Wiryanto.
2008. Pengantar ilmu komunikasi. Jakarta: Grasindo
Al
Fatta, Hanif. 2007. Analisis dan perancangan system informasi untuk keunggulan bersaing perusahaan dan
organisasi modern. Yogyakarta: C.V Andi offset
C.
Pengertian
Psikologi
Berikut
pengertian psikologi menurut beberapa ahli:
1.
Menurut
Muhibbin Syah
Psikologi adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari tingkah
laku terbuka dan tertutup pada manusia baik selaku individu maupun kelompok,
dalam hubungannya dengan lingkungan. Tingkah laku terbuka adalah tingkah laku
yang bersifat psikomotor yang meliputi perbuatan berbicara, duduk , berjalan
dan lain sebgainya, sedangkan tingkah laku tertutup meliputi berfikir,
berkeyakinan, berperasaan dan lain sebagainya.
2.
Menurut Crow & Crow
Pschycology is the study of human behavior and human
relationship. Psikologi ialah tingkah laku manusia, yakni interaksi manusia dengan
dunia sekitarnya, baik berupa manusia lain (human relationship) maupun bukan
manusia: hewan, iklim, kebudayaan, dan sebagainya.
3.
Menurut Woodworh & Marquis
Psikologi
ialah ilmu pengetahuan yang mempelajari aktivitas individu sejak di dalam
kandungan sampai dengan meninggal dunia di dalam hubungannya dengan alam
sekitar.
4.
Menurut Wundt
Psikologi merupakan ilmu tentang kesadaran manusia (the science of human consciousness). Dari
batasan ini dapat dikemukakan bahwa dalam psikologi, keadaan jiwa direfleksikan
dalam kesadaran manusia. Unsur kesadaran merupakan hal yang dipelajari
psikologi.
5.
Menurut Seniati, Yulianto, & Setiadi
Psikologi merupakan ilmu karena semua penjelasan mengenai
tingkah laku manusia didasarkan pada pemikiran dan penelitian ilmiah (terutama
eksperimentasi dan observasi) mengenai pikiran dan tingkah laku manusia dan
hewan. Salah satu yang dapat dikemukakan adalah tentang konsep motivasi.
Daftar Pustaka
Basuki, Heru. 2008. Psikologi umum. Jakarta: Universitas
Gunadarma
Seniati Liche, Aries Yulianto, & Setiadi Bernadette N.
2015. Psikologi Eksperimen. Jakarta: PT Indeks
D.
Pengertian Sistem Informasi Psikologi
Berdasarkan pengertian diatas, sistem informasi psikologi
adalah sekumpulan komponen yang terdiri dari elemen-elemen berupa data yang
telah di proses melalui panca indera manusia seperti persepsi, representasi dan
rangsangan mental yang didapatkan melalui pembelajaran dan pengalaman.
Sistem informasi psikologi bertujuan untuk mendapatkan
pemahaman, bagaimana manusia mampu membuat keputusan terhadap informasi yang
telah didapatkan dan bagaimana manusia itu sendiri mengaplikasikannya ke dalam
hidup.
Contoh Kasus:
Pada era
globalisasi ini, perkembangan di bidang teknologi terus meningkat. Dengan meningkatnya
perkembangan teknologi, manusia semakin mudah dalam mencari informasi yang ada
dari berbagai belahan dunia. Seperti di bidang psikologi, sistem informasi
psikologi semakin canggih, contohnya dalam pengambilan data tes psikologi. Pengerjaan
tes psikologi sudah dapat dikerjakan melalui internet. Tidak hanya itu, hasil
perhitungan tes tidak hanya dapat dihitung secara manual saja tetapi juga sudah
dapat dihitung secara lebih cepat melalui komputer.
Rabu, 29 Juni 2016
Terapi Kelompok
Pengertian Terapi
Kelompok
Terapi Kelompok adalah
psikoterapi yang dilakukan pada sekelompok klien bersama-samadengan jalan
berdiskusi satu sama lain dipimpin oleh seorang terapis atau petugas kesehatan
jiwayang terlatih. (Direktorat Kesehatan Jiwa )Terapi kelompok adalah perawatan
modalitas untuk lebih dari satu orang yang menyediakan hasil yang terapeutik
untuk individu. (Deborah Atai Otong)
Terapi
kelompok merupakan suatu psikoterapi yang dilakukan sekelompok pasien
bersama-sama dengan jalan berdiskusi satu sama lain yang dipimpin atau
diarahkan oleh seorang therapist atau petugas kesehatan jiwa yang telah
terlatih (Pedoman Rehabilitasi Pasien Mental Rumah Sakit Jiwa di Indonesia
dalam Yosep, 2007).
Terapi
kelompok adalah terapi psikologi yang dilakukan secara kelompok untuk
memberikan stimulasi bagi pasien dengan gangguan interpersonal (Yosep, 2008). Terapi Kelompok adalah bentuk
terapi yang melibatkan satu kelompok dari pertemuan yangtelah direncanakan oleh
seorang terapis yang ahli untuk memfokuskan pada satu atau lebih dalam hal:
1. Kesadaran dan pengertian diri
sendiri.
2. Memperbaiki hubungan
interpersonal.
3. Perubahan tingkah laku.Terapi
Kelompok adalah proses keperawatan teurapeutik yang dilakukan dalam kelompok. (Judih
Haber)
Jadi dapat disimpulkan bahwa
Terapi kelompok merupakan metoda pekerjaan sosial yangmenggunakan kelompok
sebagai media proses pertolongan profesional. Maksudnya ialahin dividu-individu
yang mengalami masalah sejenis disatukan dalam kelompok penyembuhan dankemudian
dilakukan terapi dengan dibimbing atau didampingi oleh seorang atau satu tim
petugas kesehatan.
Tujuan Terapi Kelompok
Tujuan Umum :
-
Meningkatkan kemampuan uji realitas
-
Membentuk sosialisasi
-
Meningkatkan fungsi psikologis : meningkatkan kesadaran tentang
hubungan antara reaksi emosional dengan perilaku defensive
-
Membangkitkan motivasi bagi kemampuan fungsi kognitif dan
afektif
Tujuan Khusus :
-
Meningkatkan identitas diri
-
Menyalurkan emosi
-
Keterampilan hubungan social
Tujuan Rehabilitatif :
-
Meningkatkan kemampuan hidup mandiri
-
Soialisasi di tengah masyarakat
-
Empati
-
Meningkatkan pengetahuan problema hidup dan penyelesaian.
Tahapan
dalam Terapi Kelompok
Kelompok
sama dengan individu, mempunyai kapasitas untuk tumbuh dan berkembang. Kelompok
akan berkembang melalui empat fase, yaitu: Fase prakelompok; fase awal
kelompok; fase kerja kelompok; fase terminasi kelompok (Stuart & Laraia,
2001 dalam Cyber Nurse, 2009).
1. Fase
Prakelompok
Dimulai
dengan membuat tujuan, menentukan leader, jumlah anggota, kriteria anggota,
tempat dan waktu kegiatan, media yang digunakan. Menurut Dr. Wartono (1976)
dalam Yosep (2007), jumlah anggota kelompok yang ideal dengan
cara verbalisasi biasanya 7-8 orang. Sedangkan jumlah minimum 4 dan maksimum
10. Kriteria anggota yang memenuhi syarat untuk mengikuti TAK adalah : sudah punya
diagnosa yang jelas, tidak terlalu gelisah, tidak agresif, waham tidak terlalu
berat (Yosep, 2007).
2. Fase
Awal Kelompok
Fase
ini ditandai dengan ansietas karena masuknya kelompok baru, dan peran baru.
Yalom (1995) dalam Stuart dan Laraia (2001) membagi fase ini menjadi tiga fase,
yaitu orientasi, konflik, dan kohesif. Sementara Tukman (1965) dalam Stuart dan
Laraia (2001) juga membaginya dalam tiga fase, yaitu forming, storming, dan
norming.
a)
Tahap orientasi Anggota mulai mencoba
mengembangkan sistem sosial masing-masing, leader menunjukkan rencana terapi
dan menyepakati kontrak dengan anggota.
b)
Tahap konflik Merupakan masa sulit dalam
proses kelompok. Pemimpin perlu memfasilitasi ungkapan perasaan, baik positif
maupun negatif dan membantu kelompok mengenali penyebab konflik. Serta mencegah
perilaku perilaku yang tidak produktif (Purwaningsih & Karlina, 2009).
c)
Tahap kohesif Anggota kelompok merasa
bebas membuka diri tentang informasi dan lebih intim satu sama lain (Keliat,
2004).
3. Fase
Kerja Kelompok
Pada
fase ini, kelompok sudah menjadi tim. Kelompok menjadi stabil dan realistis
(Keliat, 2004). Pada akhir fase ini, anggota kelompok menyadari produktivitas
dan kemampuan yang bertambah disertai percaya diri dan kemandirian (Yosep,
2007).
4.
Fase Terminasi
Terminasi
yang sukses ditandai oleh perasaan puas dan pengalaman kelompok akan digunakan
secara individual pada kehidupan sehari-hari. Terminasi dapat bersifat
sementara (temporal) atau akhir (Keliat, 2004).
Daftar Pustaka
Family Therapy (Terapi Keluarga)
Pengertian dan
Konsep Family Therapy (Terapi Keluarga)
Terapi keluarga adalah model terapi yang
bertujuan mengubah pola interaksi keluarga
sehingga bisa membenahi masalah-masalah dalam keluarga (Gurman, Kniskern & Pinsof, 1986). Terapi keluarga
muncul dari observasi bahwa
masalah-masalah yang ada pada terapi individual mempunyai konsekwensi dan konteks social. Contohnya, klien yang menunjukkan
peningkatan selama menjalani terapi
individual, bisa terganggu lagi setelah kembali pada keluarganya. Menurut teori awal dari psikopatologi, lingkungan keluarga
dan interksi orangtua- anak adalah
penyebab dari perilaku maladaptive (Bateson et al,1956, Lidz&Lidz, 1949, Sullivan,
1953).
Penelitian mengenai terapi keluarga dimulai pada
tahun 1950-an olehseorang
Antropologis bernama Gregory Bateson yang meneliti tentang pola komunikasi pada keluarga pasien skizofrenia di Palo Alto,
California. Penelitian ini menghasilkan 2 konsep mengenai terapi dan patologi keluarga, yaitu :
1.
The Double Bind (Ikatan Ganda)
Dalam terapi keluarga,
munculnya gangguan terjadi saat salah satu anggota membaik tetapi anggota
keluarga lain menghalang-halangi agar keadaan tetap stabil
2.
Family Homeostasis (Kestabikan Keluarga)
Bagaimana keluarga menjaga
kestabilannya ketika terancam.
Oleh karena itu, untuk
meningkatkan fungsi anggota keluarga maka system dalam keluarga musti
dipengaruhi dengan melibatkan seluruh anggota keluarga bukan individual/perorangan.
Adanya
gangguan dalam pola komunikasi keluarga adalah inti dari double bind .
Ini terjadi bila korban menerima pesan yang berlawanan/bertentangan yang membuat sulit bertindak konsisten dan memuaskan. Anak
diberitahukan bahwa ia harus asertif dan membela haknya namun diwaktu yang sama
diadiharuskan menghormati orangtuanya, tidak menentang kehendaknya, dan tidak pernah
menanyakan/menuntut kebutuhan mereka. Apa yang dikatakan berbedadengan yang
dilakukan. Keadaan ini selalu ditutupi dan disembunyikan, sehingga si
„korban tidak pernah menemukan sumber dari kebingungannya. Jika komunikasi ini
(double bind communication)
terjadi berulang kali, akan mendorong perilaku skizoprenik.
Kemudian timbul kontrovesi mengenai teori double
bind ini, khususnya
dengan faktor gentik dan sosiologi yang menyebabkan terjadinya skizofrenia. Hal
ini kemudian melahirkan penelitian untuk pengembangan terapi keluarga.
Teori keluarga memiliki pandangan bahwa keluarga
adalah fokus unit utama. Keluarga inti secara tradisional dipandang sebagai
sekelompok orang yang dihubungkan oleh ikatan darah dan ikatan hukum.
Fungsi keluarga adalah sebagaitempat saling bertukar antara anggota
keluarga untuk memenuhi kebutuhan fisik dan emosional setiap individu.
Untuk menjaga struktur mereka, sistem keluarga memiliki aturan, prinsip-prinsip
yang memungkinkan mereka untuk melakukan tugas-tugas hidup sehari-hari.
Beberapa peraturan yang dinegosiasikan secara terbuka dan terang-terangan,
sedangkan yang lain terucap dan rahasia. Keluarga sehat memiliki aturan yang
konsisten, jelas, dan ditegakkan dari waktu ke waktu tetapi dapat disesuaikan
dengan perubahan perkembangan kebutuhan keluarga.Setiap anggota keluarga
memiliki peranan yang jelas terkait dengan posisi sosial mereka.
Terapi keluarga sering dimulai dengan fokus pada
satu anggota keluargayang mempunyai masalah. Khususnya, klien yang
diidentifikasi adalah remaja laki-laki yang
sulit diatur oleh orang tuanya atau gadis remaja yang mempunyaimasalah
makan. Sesegara mungkin, terapis akan berusaha untuk
mengidentifikasimasalah keluarga atau komunikasi keluarga yang salah, untuk
mendorong semuaanggota keluarga mengintrospeksi diri menyangkut masalah yang
muncul. Tujuan umum terapi keluarga adalah meningkatkan komunikasi karena
keluargabermasalah sering percaya pada pemahaman tentang arti penting
dari komunikasi(Patterson, 1982).
Terapi keluarga mengajarkan penyelesaian tanpa
paksaan, mengajarkan orang tua untuk
menetapkan kedisiplinan pada anak-anak mereka, mendorong tiap anggota keluarga untuk
berkomunikasi secara jelas satu sama lain, mendidik anggota keluarga dalam
prinsip perubahan perilaku, tidak menekankan kesalahanpada satu anggota akan
tetapi membantu anggota keluarga apakah harapan terhadap anggota yang lain masuk
akal.
Pendekatan berpengaruh yang lain disebut strategi atau terapi
keluargaterstruktur (Minuchin, 1974; Satir, 1967). Disini, terapis berusaha
menemukan problem utama dari masalah klien dalam konteks keluarga, bukan
sebagai masalah individual. Tujuannya adalah untuk mengurangi sikap menyalahkan yang mengarah
pada satu orang.Contohnya,
terapis menyampaikan bahwa perilaku menentang dan agresif dari remaja mungkin
adalah tanda dari ketidakamanan remaja atau alasan untuk mendapatkan perhatian
yang lebih dari ayahnya. Pada banyak keluarga yang mengalami stress, pesan
emosional begitu tersembunyi sehingga anggota keluarga lebih sering berbicara
tanpa berbuat. Mereka sering mengasumsikan bahwa mereka dapat “saling membaca
pikiran masing-masing”.
Saat ini, terapi keluarga terstruktur telah disesuaikan untuk
membawa faktor budaya yang mungkin berpengaruh pada terapi keluarga dari
kelompok etnis tertentu. Untuk membawa keluarga ke terapi, membuat mereka
tetapkembali, harus ada perjanjian keluarga yang disusun untuk menghindari
hal-hal berikut:
1. Penolakan anak untuk mengikuti
terapi,
2. Sikap ambivalen ibu dalam memasukkan
keluarganya ke dalam terapi
3.
Penolakan keberadaan seorang ayah dalam keluarga, dan anggota
keluarga tetap berusaha menjaga rahasia keluarga dari orang asing.
Terapi keluarga biasanya
diberikan saat pasien sudah dewasa sebagai hasildari keluarga yang
patologis. Terapi individual mungkin tidak berguna karena kondisi keluarga yang
tidak mendukung.
Kondisi keluarga itu bisa
mengganggu kepribadian dan tingkah laku pasien. Namun jika memungkinkan,
tritmen bagi penderita skizofrenia atau borderine
yang masih awal dengan memanfaatkan
seluruh anggota yang ada mungkin
bisa berguna. Terapi dimulai dengan fokus pada masalah yang dialami
pasien dalam keluarga dan kemudian anggota keluarga menyampaikan/memberikan
kontribusi masing-masing. Terapis bertugas untuk mendorong seluruh anggota
keluarga untuk mau terasa terlibat dalam masalah yang ada bersama-sama.Terapis keluarga
biasa dibutuhkan ketika:
1. Krisis keluarga yang
mempengaruhi seluruh anggota keluarga
2. Ketidak harmonisan seksual atau perkawinan
3.
Konflik keluarga dalam hal norma atau keturunan
Tujuan Family Therapy
Secara
umum, tujuan family conseling/therapy adalah :
1. Membantu
anggota keluarga untuk belajar dan secara emosional menghargai bahwa dinamika
kelurga saling bertautan di antara anggota keluarga.
2. Membantu
anggota keluarga agar sadar akan kenyataan bila anggota keluarga mengalami
problem, maka ini mungkin merupakan dampak dari satu atau lebih persepsi,
harapan, dan interaksi dari anggota keluarga lainnya.
3. Bertindak
terus menerus dalam konseling/terapi sampai dengan keseimbangan homeostasis
dapat tercapai, yang akan menumbuhkan dan meningkatkan keutuhan keluarga.
4. Mengembangkan
apresiasi keluarga terhadap dampak relasi parental terhadap anggota keluarga
(Perez, 1979).
Secara
khusus, family conseling/therapy bertujuan untuk :
1. Membuat
semua anggota keluarga dapat mentoleransikan cara atau perilaku yang unik
(idiosyncratic) dari setiap anggota keluarga.
2. Menambah
toleransi setiap anggota keluarga terhadap frustrasi, ketika terjadi konflik
dan kekecewaan, baik yang dialami bersama keluarga atau tidak bersama keluarga.
3. Meningkatkan
motivasi setiap anggota keluarga agar mendukung, membesarkan hati, dan
mengembangkan anggota lainnya.
4. Membantu
mencapai persepsi parental yang realistis dan sesuai dengan persepsi anggota
keluarga (Perez, 1979).
Beberapa pendekatan baru dalam
konseling keluarga:
-
Multiple family therapy; merupakan grup
terapi dengan secara rutin keluarga menjalani konseling dengan saling menceritakan
problem dan saling membantu dalam penyelesaiannya.
-
Multiple impact therapy; penanganan
seluruh keluarga oleh konselor komunitas yang multi disipliner selama waktu
yang singkat (2 hari)
-
Network therapy; merupakan grup terapi,
dimana sejumlah orang dimobilisasi dalam satu kelompok krisis yang bersifat
teraputik. Ranah konseling perkawinan kadang-kadang digabung dalam model-model
konseling keluarga, tapi sejak 1970-an lebih sering dipisahkan.
Terdapat
5 macam pendekatan dalam konseling keluarga/perkawinan :
-
Psikoanalitik
-
Sosial kognitif
-
Sistem-sistem keluarga Bowen
-
Strategi struktural
-
REBT ( Rasional Emotive Behavioral
Therapy )
Pendekatan-pendekatan
konseling keluarga lebih luas, tapi yang paling dominan adalah :
-
Psikodinamika.
-
Experiential.
-
Behavioral.
-
Struktural.
-
Solution Focused.
-
Narrative.
Pelaksanaan
konseling perkawinan dan keluarga harus selalu dalam kerangka berpikir yang
berbasis teoritis dan mengingat bahwa anggota-anggota dalam perkawinan dan
keluarga adalah dalam lingkungan hidup individu dan keluarga. Konselor juga
harus menggunakan teori-teori individual atau kelompok dengan saling melengkapi
atau mengurangi.
Peran Interversi pada Konseling
Keluarga
1. Sebagai
penilai mengenai; masalah, sasaran intervensi, kekuatan dan strategi keluarga,
kepercayaan dan etnik keluarga. Eksplorasi pada: reaksi emosi keluarga terhadap
trauma dan transisi, komposisi, kekuatan dan kelemahan, informasi yang
dimiliki, kebutuhan-kebutuhan keluarga, kesiapan untuk intervensi dan dirujuk
pada ahli lain.
2. Pendidik/pemberi
informasi agar keluarga siap beradaptasi terhadap perubahan-perubahan
3. Pengembang
sistem support, mengajarkan support dan selalu siap dihubungi.
4. Pemberi
tantangan
5. pemberi
fasilitas prevensi (pencegahan) dengan mempersiapkan keluarga dalam menghadapi
stress.
Proses Konseling
1. Melibatkan
keluarga, pertemuan dilakukan di rumah, sehingga konselor mendapat informasi
nyata tentang kehidupan keluarga dan dapat merancang strategi yang cocok untuk
membantu pemecahan problem keluarga.
2. penilaian
Problem/masalah yang mencakup pemahaman tentang kebutuhan, harapan, kekuatan
keluarga dan riwayatnya.
3. Strategi-strategi
khusus untuk pemberian bantuan dengan menentukan macam intervensi yang sesuai
dengan tujuan.
4. Follow
up, dengan memberi kesempatan pada keluarga untuk tetap berhubungan dengan
konselor secara periodik untuk melihat perkembangan keluarga dan memberikan
support.
Daftar Pustaka
Langganan:
Postingan (Atom)