BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang
Konsep Sehat
adalah Keadaan berprilaku yang baik atau sejahtera dari badan, jiwa, dan sosial yang memungkinkan setiap orang
hidup beraktifitas dan berproduktif secara sosial dan ekonomis dalam lingkungan dan kehidupan
sehari-hari. Seseorang harus peduli pada keadaan dirinya mulai dari pengetahuan
kesehatannya.
Aliran
behaviorisme memperlakukan manusia sebagai mesin, yaitu di dalam suatu system
kompleks yang bertigkah laku menurut cara-cara yang sesuai dengan hukum. Dalam
pandangan kaum behavioris, individu digambarkan sebagai suatu organisme yang
bersifat baik, teratur, dan ditentukan sebelumnya, dengan banyak spontanitas,
kegembiraan hidup, berkreativitas, seperti alat pengatur panas.
Jika
manusia tidak mempunyai konsep sehat yang baik sesuai dengan kebutuhan dirinya
tentu saja keadaan manusia tersebut penuh dengan aura negatif. Aliran
Behaviorisme ini sangat berpengaruh dalam kehidupan sehari-hari dan konsep
sehat itu sendiri.
B. Tujuan
Penulisan
Tujuan penulisan makalah ini adalah
untuk menuntaskan tugas mata kuliah Kesehatan Mental. Selain itu, penulis
berharap agar tulisan ini dapat menjadi tulisan yang bermanfaat dan menjadi
referensi bagi semua orang yang membacanya.
C. Rumusan Masalah
Dari latar belakang diatas maka
dalam makalah ini akan dibahas tentang:
1. Definisi konsep sehat dan
aliran behaviorisme
2. Tokoh aliran Behaviorisme
3. Hubungan konsep sehat
dengan aliran behaviorisme
BAB II
PEMBAHASAN
Keadaan berprilaku
yang baik atau sejahtera dari badan, jiwa, dan sosial yang memungkinkan setiap orang
hidup beraktifitas dan berproduktif secara sosial dan ekonomis dalam lingkungan dan kehidupan
sehari-hari. Seseorang harus peduli pada keadaan dirinya mulai dari pengetahuan
kesehatannya.
Seseorang harus mengetahui bagaimana memelihara kesehatannya, seperti pengetahuan tentangpenyakit menular, pengetahuan tentang faktor-faktor yang terkait kesehatan, dan apa saja yang memengaruhi kesehatan, pengetahuan tentang fasilitas pelayanan kesehatan, dan pengetahuan untuk menghindari kecelakaan. Setiap orang juga diharapkan dapat memelihara kesehatan dan faktor-faktor lain yang terkait dalam kesehatan.
Seseorang harus mengetahui bagaimana memelihara kesehatannya, seperti pengetahuan tentangpenyakit menular, pengetahuan tentang faktor-faktor yang terkait kesehatan, dan apa saja yang memengaruhi kesehatan, pengetahuan tentang fasilitas pelayanan kesehatan, dan pengetahuan untuk menghindari kecelakaan. Setiap orang juga diharapkan dapat memelihara kesehatan dan faktor-faktor lain yang terkait dalam kesehatan.
B. Definisi Teori
Behaviorisme
Behavioristik adalah sebuah teori yang di cetuskan oleh Gage dan Berliner tentang perubahan tingkah laku sebagai hasil dari pengalaman. Behaviorisme juga disebut psikologi S – R (stimulus dan respon). Behaviorisme menolak bahwa pikiran merupakan subjek psikologi dan bersikeras bahwa psokologi memiliki batas pada studi tentang perilaku dari kegiatan-kegiatan manusia dan binatang yang dapat diamati. Tokoh utama aliran ini ialah J.B. Watson.
Behavioristik adalah sebuah teori yang di cetuskan oleh Gage dan Berliner tentang perubahan tingkah laku sebagai hasil dari pengalaman. Behaviorisme juga disebut psikologi S – R (stimulus dan respon). Behaviorisme menolak bahwa pikiran merupakan subjek psikologi dan bersikeras bahwa psokologi memiliki batas pada studi tentang perilaku dari kegiatan-kegiatan manusia dan binatang yang dapat diamati. Tokoh utama aliran ini ialah J.B. Watson.
Teori behavioristik adalah proses
belajar serta peranan lingkungan yang merupakan kondisi langsung belajar dalam
menjelaskan perilaku dan semua bentuk tingkah laku manusia. Pavlov, Skinner,
dan Watson dalam berbagai eksperimen mencoba menunjukkan betapa besarnya
pengaruh lingkungan terhadap tingkah laku. Semua tingkah laku termasuk tingkah
laku yang tidak dikehendaki, menurut mereka, diperoleh melalui belajar dari
lingkungan. Behaviorisme merupakan aliran revolusioner, kuat dan berpengaruh,
serta memiliki akar sejarah yang cukup dalam. Behaviorisme lahir sebagai reaksi
terhadap introspeksionisme (yang menganalisis jiwa manusia berdasarkan
laporan-laporan subjektif) dan juga psikoanalisis (yang berbicara tentang alam
bawah sadar yang tidak tampak).
Munculnya perilaku akan semakin kuat
bila diberikan penguatan dan akan menghilang bila dikenai hukuman. Belajar
merupakan akibat adanya interaksi antara stimulus dan respon . seorang dianggap
telah belajar sesuatu jika dia dapat menunjukkan perubahan perilakunya. Menurut
teori ini dalam belajar yang penting adalah input yang berupa stimulus dan
output yang berupa respon.
Stimulus adalah apa saja yang
diberikan guru kepada pebelajar, sedangkan respon berupa reaksi atau tanggapan
pebelajar terhadap stimulus yang diberikan oleh guru tersebut. Proses yang terjadi
antara stimulus dan respon tidak penting untuk diperhatikan karena tidak dapat
diamati dan tidak dapat diukur. Yang dapat diamati adalah simulus dan respon,
oleh karena itu apa yang diberikan oleh guru (stimulus) dan apa yang diterima
oleh pelajar (respon) harus dapat diamati dan diukur.
Teori ini mengutamakan pengukuran,
sebab pengukuran merupakan suatu hal penting untuk melihat terjadi atau
tidaknya perubahan tingkah laku tersebut.Faktor lain yang dianggap penting oleh
aliran behavioristik adalah faktor penguatan (reinforcement). Bial penguatan
ditambahkan (positive reinforcement) maka respon akan semakin kuat. Begitu pula
bila respon dikurangi/dihilangkan (negative reinforcement) maka respon juga
semakin kuat. Watson membuat prediksi dan pengendalian terhadap perilaku dan
sedikitpun tidak ada kaitannya dengan kesadaran.
Teori behaviorisme hanya
menganalisis perilaku yang tampak pada diri seseorang yang dapat diukur,
dilukiskan, dan diramalkan. Behaviorisme memandang pula bahwa ketika
dilahirkan, pada dasarnya manusia tidak membawa bakat apa-apa. Manusia akan
berkembang berdasarkan stimulus yang diterimanya dari lingkungan sekitar.
Lingkungan yang buruk akan menghasilkan manusia yang buruk, lingkungan yang
baik akan menghasilkan manusia yang baik. Watson juga dengan tegas menolak
pengaruh naluri (instinct) dan
kesadaran terhadap perilaku. Jadi semua perilaku dipelajari menurut
hubungan stimulus – respons.
Tokoh-tokoh aliran behavioristik di
antaranya adalah Thorndike, Watson, Clark Hull, Edwin Guthrie, Skinner. Terdapat
3 Prinsip dalam aliran behaviorisme:
1)
Menekankan respon terkondisi sebagai elemen
atau pembangun pelaku. Kondisi adalah lingkungan external yang hadir di
kehidupan. Perilaku muncul sebagai respons dari kondisi yang mengelilingi
manusian dan hewan.
2)
Perilaku adalah dipelajari sebagai konsekuensi dari
pengaruh lingkungan maka sesungguhnya perilaku terbentuk karena dipelajari.
Lingkungan terdiri dari pengalaman baik masa lalu dan yang baru saja, materi
fisik dan sosial. Lingkungan yang akan memberikan contoh dan individu akan
belajar dari semua itu.
3)
Memusatkan pada perilaku hewan. Manusia dan hewan sama,
jadi mempelajari perilaku hewan dapat digunakan untuk menjelaskan perilaku
manusia.
John Broadus Watson (lahir di Greenvile 9 Januari 1878;
meninggal 25 September 1958) adalah seorang ahli psikologi (psikolog)Amerika
Serikat. Watson mempromosikan
sebuah perubahan psikologi melalui karyanya Psychology as the Behaviorist Views it(pandangan
perilaku psikologi), yang ia dedikasikan kepada Universitas Kolumbia pada tahun
1913. Ia menjelaskan bahwa
tingkah laku seseorang dapat dijelaskan atas dasar reaksi fisiologik terhadap
suatu rangsangan atau stimulus. Aliran ini tidak menerima paham
tentang alam sadar dan alam bawah sadar pada kegiatan mental manusia. Watson adalah guru besar dan direktur
laboratorium psikologi Universitas Johns Hopkins (tahun 1908-1920). Dalam karyanya ini Watson menetapkan dasar konsep
utama dari aliran behaviorisme:
1) Psikologi
adalah cabang eksperimental dari natural science. Posisinya setara dengan ilmu kimia dan fisika sehingga introspeksi
tidak punya tempat di dalamnya.
2) Sejauh
ini psikologi gagal dalam usahanya membuktikan jati diri sebagai natural
science. Salah satu halangannya adalah
keputusan untuk menjadikan bidang kesadaran sebagai obyek psikologi. Oleh
karenanya kesadaran/mind harus dihapus dari ruang lingkup psikologi.
3) Obyek
studi psikologi yang sebenarnya adalah perilaku nyata.
Berdasarkan
penelitiannya pada tingkah laku bayi, Watson berpendapat bahwa pada bayi dan anak yang sangat muda terdapat
tiga reaksi yang tak perlu dipelajarinya terlebih dahulu, yaitu terkait rasa
takut, kasih sayang, dan amarah. Di
antara buku karangannya yang terkenal adalah, Psichology from the standpoint of a
bevaiorist tahun 1919 dan Psychological
care of infant and child tahun
1928.
Pada usia 22 tahun, 20 Juli 1900, Watson sudah menuliskan karya psikologinya, mengusulkannya pada presiden Universitas Chicago saat itu, william Raney Harper, setahun sebelum ia lulus dari Universitas Furman, sebuah sekolah milik yayasan Baptis dekat dengan kota kelahirannya, Greenville. Tercatat bahwa Watson merupakan pemuda penuh antusias dalam pengetahuan, namun miskin. Ibunya seorang peminum. Dalam kondisi itu ia pernah menulis pernyataannya kepada Harper, "Sekarang aku tahu, bahwa aku tidak akan pernah sampai pada sebuah universitas, kecuali aku telah dipersiapkan lebih baik di "universitas sebenarnya" (hidup yang menempanya).
Pada usia 22 tahun, 20 Juli 1900, Watson sudah menuliskan karya psikologinya, mengusulkannya pada presiden Universitas Chicago saat itu, william Raney Harper, setahun sebelum ia lulus dari Universitas Furman, sebuah sekolah milik yayasan Baptis dekat dengan kota kelahirannya, Greenville. Tercatat bahwa Watson merupakan pemuda penuh antusias dalam pengetahuan, namun miskin. Ibunya seorang peminum. Dalam kondisi itu ia pernah menulis pernyataannya kepada Harper, "Sekarang aku tahu, bahwa aku tidak akan pernah sampai pada sebuah universitas, kecuali aku telah dipersiapkan lebih baik di "universitas sebenarnya" (hidup yang menempanya).
Kepribadian
sehat behavioristik :
1) Manusia
adalah makhluk perespon, lingkungan mengontrol perilaku
2) Manusia
tidak memiliki sikap diri sendiri
3) Mementingkan
faktor lingkungan
4) Menekankan
pada faktor bagian
5) Menekankan
pada tingkah laku yang nampak dengan mempergunakan metode obyektif.
6) Sifatnya
mekanis mementingkan masa lalu
Aliran
ini menganggap manusia yang memberikan respons positif yang berasal dari luar.
Dalam aliran ini manusia dianggap tidak memiliki sikap diri sendiri. Dan
ciri-cirinya yaitu : tersusun baik, teratur dan ditentukan sebelumnya, dengan
banyak spontanitas, kegembiraan hidup dan krativitas. Jadi, manusia dilihat
oleh para behavioris sebagai orang-orang yang memberikan respons secara pasif
terhadap stimulus-stimulus dari luar dan manusia di anggap tidak memiliki diri
sendiri.
Prinsip dasar
behaviorisme:
1)
Perilaku nyata dan terukur memiliki
makna tersendiri, bukan sebagai perwujudan dari jiwa atau mental yang abstrak
2) Aspek
mental dari kesadaran yang tidak memiliki bentuk fisik adalah pseudo problem untuk
sciene, harus dihindari.
3) Penganjur
utama adalah Watson : overt, observable behavior, adalah satu-satunya subyek
yang sah dari ilmu psikologi yang benar.
4) Dalam
perkembangannya, pandangan Watson yang ekstrem ini dikembangkan lagi oleh para
behaviorist dengan memperluas ruang lingkup studi behaviorisme dan akhirnya
pandangan behaviorisme juga menjadi tidak seekstrem Watson, dengan
mengikutsertakan faktor-faktor internal juga, meskipun fokus pada overt
behavior tetap terjadi.
5) Aliran
behaviorisme juga menyumbangkan metodenya yang terkontrol dan bersifat
positivistik dalam perkembangan ilmu psikologi.
Behavioristik di pengaruhi oleh
stimulus-respon. Maksudnya adalah pengetahuan yang terbentuk melalui ikatan
stimulus-respon akan semakin kuat bila diberi penguatan. Penguatan tersebut
terbagi atas penguatan positif dan penguatan negatif.
Penguatan positif sebagai stimulus, dapat meningkatkan terjadinya pengulangan tingkah laku itu. Sedangkan penguatan negatif dapat mengakibatkan perilaku berkurang atau menghilang. Baik behaviorisme maupun psikolanalisis tidak berbicara mengenai potensi kita untuk bertumbuh, keinginan kita untuk menjadi lebih baik atau lebih banyak dari yang ada.
Penguatan positif sebagai stimulus, dapat meningkatkan terjadinya pengulangan tingkah laku itu. Sedangkan penguatan negatif dapat mengakibatkan perilaku berkurang atau menghilang. Baik behaviorisme maupun psikolanalisis tidak berbicara mengenai potensi kita untuk bertumbuh, keinginan kita untuk menjadi lebih baik atau lebih banyak dari yang ada.
E. Contoh Kasus Konsep Sehat menurut J.B Watson
Apakah
anda termasuk tipe orang tua yang overprotective terhadap anaknya?
Jika ya, sebaiknya anda mulai mengubah sikap tersebut. Hal ini karena pola asuh
yang terlalu protektif atau mengekang dapat menyebabkan rasa cemas berlebihan
pada si anak. Anak yang tidak berhasil memenuhi tuntutan orang tuanya akan
berisiko mengalami gangguan OCD
(Obsessive Compulsive Disorder).
Sebagai
contoh kasus nyata yang dialami oleh seorang remaja berusia 16 tahun di
Surabaya. Remaja ini diketahui mengalami gangguan tersebut (OCD), yang kemudian dibawa ibunya ke
poliklinik RSUD dr Soetomo Surabaya untuk diperiksakan kondisi psikologisnya.
Adapun
keluhannya meliputi sering mencabuti rambut hingga kepala botak, menggigit kuku
hingga jarinya terluka, serta sering mencuci tangannya setelah menyentuh benda
atau bersalaman dengan orang lain. Dokter Yunias Setiawati SpKJ yang menangani
pasien tersebut menyebutkan jika keluhan pasien akan bertambah ketika
menghadapi suatu masalah. Misalnya adalah ketika pasien sedang menghadapi
berbagai tugas berat di sekolah. Hal ini membuat keluhannya semakin bertambah,
bahkan remaja tersebut mandi berulang kali dalam sehari dan susah untuk tidur.
Pasien
tersebut sebenarnya menyadari jika perilakunya tidak wajar, namun dia tidak
bisa menghentikannya. Rasa cemas yang dialami pasien tersebut akan mereda
setelah mencuci tangan dan mencabut rambutnya. Oleh karena itu, pasien ini
datang ke dokter Yunias untuk meminta bantuan dalam
menghentikan kebiasaannya tersebut. Yunias pun melakukan wawancara secara
mendalam kepada pasien tersebut dan ibunya. Setelah diwawancara, diketahui
fakta bahwa ibunya adalah orang yang sangat teliti dan pembersih. Ibunya juga
sering melarangnya untuk bermain yang kotor-kotor. Di sisi lain, ayahnya adalah
sosok pekerja keras, di mana semua pekerjaannya harus selesai dengan sempurna
dan tepat waktu. Ayahnya juga sering memarahi pasien bila nilai pelajarannya
buruk dan tidak sesuai harapan. Yunias mengatakan bahwa itu hanya salah
satu contoh dari sekian banyak kasus pasien yang mengalami OCD.
Salah satu hal yang
melatarbelakangi seseorang mengalami OCD adalah terlalu protektifnya pola asuh
orang tua, seperti selalu mengatur anak, perfeksionis, dan pembersih. Pola asuh
semacam ini dapat menimbulkan kecemasan pada anak. Tuntutan yang berlebihan
dapat menyebabkan kegagalan pada anak untuk memenuhi harapan atau ekspektasi orang tua,
sehingga pada akhirnya menimbulkan gangguan tersebut.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Orang yang sehat mentalnya adalah terwujudnya
keharmonisan dalam fungsi fisik, jiwa dan sosial serta tercapainya kemampuan
untuk menghadapi permasalahan sehari-hari, sehingga merasakan kebahagiaan dan
kepuasan dalam dirinya. Seseorang dikatakan memiliki mental yang sehat, bila ia
terhindar dari gejala penyakit jiwa dan memanfatkan potensi yang dimilikinya
untuk menyelaraskan fungsi jiwa dalam dirinya.
B. Saran
Manusia perlu
mengambil kebijakan-kebijakan terhadap lingkungan sebagai usaha untuk memperoleh efisiensi pemanfaatan sumber alam dan
lingkungan. Kita sebagai manusia wajib menyadari bahwa kita saling terkait dengan lingkungan yang mengitari kita,
selain untuk kesehatan tubuh lingkungan juga dapat menjadi sarana belajar
seseorang untuk menjadi lebih baik atau menjadi lebih buruk. Perilaku yang kita
lihat sehari-hari di sekitar kita dapat mengubah perilaku yang sudah ada dalam
diri kita sendiri.
Kemampuan kita
untuk menyadari hal tersebut akan menentukan bagaimana hubungan kita sebagai manusia dan
lingkungan kita. Hal ini memerlukan pembiasaan diri yang dapat membuat kita
menyadari hubungan manusia dengan lingkungan. Jadi
untuk mempunyai konsep sehat yang baik, alangkah baiknya jika kita dapat
menyaring pengalaman-pengalaman yang telah kita lihat disekitar lingkungan kita
untuk diaplikasikan ke dalam diri kita sendiri.
DAFTAR
PUSTAKA
Basuki,
Heru. (2008). Psikologi Umum. Jakarta: Universitas Gunadarma.
Schultz, Duane. 1991. Psikologi Pertumbuhan Model-model Kepribadian Sehat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar