Kamis, 29 Oktober 2015

Kekuasaan

A.    Definisi Kekuasaan yang Memaksa
Kelompok melakukan tekanan terhadap anggota yang menyimpang. Biasanya tekanan itu bergerak melampaui beberapa tahap, dari pertukaran pendapat yang rasional, kemudian bujuk-rayu yang bersifat emosional, kemudian penyerangan dan akhirnya adalah pemotongan si penyimpangan dari kelompok. Tetapi proses itu biasanya tidak bersifat tak terduga ataupun kejam. Dipandang dari segi kelompok mereka melakukan tekanan dalam usaha mereka untuk mempertahankan kekompakan dan menyelesaikan pekerjaan kelompok.
Tekanan kelompok paling besar berperan ketika si penyimpang merasa bahwa ia berada sendirian. Apabila ia mendapat sesuatu dukungan yang minimal sekalipun. Maka ia akan dapat mempertahankan diri secara lebih efektif. Dan meskipun seorang penyimpang yang kuat akan mempunyai kesempatan yang lebih baik untuk menang ketimbang penyimpang yang lemah, tak seorang pun menyimpang akan mampu menggoyahkan terlalu cepat dan terlalu jauh sebuah kelompok yang kompak dan kemudian meloloskan diri dari mereka.
Adalah jelas bahwa adanya penyimpangan akan membuat kelompok berpikir sekalipun menyimpang tersebut tidak merubah pendapat kelompok. Tetapi kita perlu memperhalus dua pendapat yang lazim tentang penyimpangan. Pertama adalah pandangan bahwa bagaimanapun juga ketidaksesuaian di dalam kelompok adalah lebih baik daripada kesesuaian. Kita harus ingat bahwa banyak karya dunia yang hanya dapat di selesaikan dengan penyesuaian diri terhadap standar yang telah disetujui bersama. Kedua adalah pandangan bahwa kelompok mematikan individualitas dengan cara menekan individu untuk menyesuaikan diri dengan berperilaku sebagai diri sendiri apabila posisi dan keanggotaan kita di dalam terasing dan tidak mendapat dukungan.

B.     Taktik Kekuasaan yang Memaksa
Taktik kekuasaan imbangan tidak perlu tidak syah (illegal) meskipun hal amoral sering terlihat oleh korban-korban bahwa taktik tersebut sebagai “tidak syah” atau “tidak jujur”. Dan perhatikan bahwa penggunaan dari setiap taktik tertentu yang menakjubkan hanyalah berlangsung sebentar saja. Sekali pihak lain belajar untuk menduga adanya hal tersebut, pertahanan untuk menghadapinya biasanya dapat dibuat dengan seada-adanya. Tetapi prosesnya adalah dinamis. Jika pertahanan saya terkena oleh suatu undang-undang yang menetapkan larangan berkumpulnya lebih dari lima orang di depan tangga gedung pemerintah, kemungkinan dapat terjadi dua hal. Pertama, pertemuan yang kreatif tentang taktik-taktik baru yang menakjubkan, dank e dua, “pembebasan” diri dari pihak lain dengan jalan ke luar dari undang-undang kearah gerilya atau teroris melawan pihak yang tidak dapat dihadapi dengan pertahanan yang “syah”.
Kekuasaan disini adalah kekuasaan yang diperoleh seseorang menurt jabatannya, dan dipergunakan untuk tujuan diri sendiri atau kelompoknya atau kelompoknya hanya selama kekuasaan itu berlaku. Disini, kita memusatkan perhatian kepasa selama kekuasaan itu berlaku. Disini, kita memusatkan perhatian kepada kekuasaan memaksa – yaitu pemerasan, tekanan, ancaman – yang merupakan taktik kekuasaan yang sering kita pandangannya                                           
C.    Kekuasaan Sebagai Pengurangan
Kita tidak perlu mengingatkan pembaca bahwa banyak dari pengaruh yang dpraktekkan di dunia mengambil bentuk pemerasan. Terror (perbuatan sewenang-wenang) dan ancaman. Taktik kekuasaan yang memaksa semacam itu biasanya bergantung kepada pengurangan (atau ancaman pengurangan) terhadap sarana-sarana pemuasan kebutuhan orang lain, disertai dengan suatu tuntutan perubahan perilaku.
Negara yang kuat mengumpulkan pasukan-pasukannya pada perbatasan dengan Negara yang lemah dan berkata, “kami akan menyerbu anda, kecuali bila anda mengembalikan daerah tersebut (yang, tentu saja, secara historis adalah hak kami)”. Perampokan bersenjata menuntut, “bila anda ingin hidup, serahkan uang anda.”.

Tetapi perhatikanlah: “Datanglah bekerja tepat pada waktunya, “kata sang supervisorm “kalau tidak anda akan dipecat.” Hal seperti itu juga merupakan penggunaan kekuasaan yang bersifat mengurangi (reductive power).

Sumber: Leavitt, J Harold. (1997). Psikologi manajemen. Jakarta: Erlangga

Tidak ada komentar:

Posting Komentar