Kamis, 29 Oktober 2015

Komunikasi

A.    Definisi Psikologi Komunikasi
Komunikasi adalah peristiwa sosial – peritiwa yang terjadi ketika manusia berinteraksi dengan manusia yang lain. Pendekatan psikologi sosial adalah juga pendekatan psikologi komunikasi. Psikologi komunikasi juga melihat bagaimana respons yang terjadi pada masa lalu dapat meramalkan respons yang akan dating. Kita harus mengetahui sejarah respons sebelum meramalkan respons individu masa ini. Dari sinilah timbul perhatian pada gudang memori  (memory stronge) dan set (penghubung masa lalu dan masa sekarang). Salah satu unsur sejarah respons ialah peneguhan. Peneguhan adalah respons lingkungan (atau orang lain pada respons organisme yang asli). Bergera dan Lambert menyebutnya feedback (umpan balik). Fisher (1978) tetap menyebutnya peneguhan saja. George  A. Miller (1974) membantu kita membuat definisi psikologi yang mencakup semuanya: psychology is the science that attempts to describe, predict, and control mental and behavioral event. Dengan demikian, psikologi komunikasi adalah ilmu yang berusaha menguraikan, meramalkan, dan mengendalikan peristiwa mental dan behavioral dalam komunikasi. Peristiwa mental adalah – apa yang disebut Fisher – “internal mediation of stimuli”, sebagai akibat berlangsungnya komunikasi peristiwa behavioral adalah apa yang Nampak ketika orang berkomunikasi.

B.     Proses Komunikasi
Kata komunikasi sendiri dipergunakan sebagai proses, sebagai pesan, sebagai pengaruh, atau secara khusus sebagai pasien-pasien dalam psikoterapi. Jadi psikologi menyebut komunikasi pada penyampaian energy dari alat-alat indera ke otak, pada peristiwa penerimaan dan pengolahan informasi, pada proses saling pengaruh dintara berbagai system dalam diri organisme dan diantara organisme. Ketika anda membaca buku ini, retina mata anda yang terdiri dari 12 juta sel saraf lebih, beraksi pada cahaya dab menyampaikan pesan pada cabang-cabang saraf yang menyambungkan mata dengan saraf optic. Saraf optic menghubungkan implus-implus saraf itu ke otak. Sepuluh sampai 14 juta sel saraf pada otak anda, disebut neuron, dirangsang oleh impuls-impuls yang dating. Terjadilah proses persepsi yang menakjubkan. Bagian luar neuron, dendrit adalah penerima informasu. Soma mengolah informasi dan menggabungkannya. Axon adalah kabel miniature yang menyampaikan infomasi dari alat indera ke otak, otak ke otot, atau dari neuron yang satu kepada yang lain. Di ujung axon terdapatlah serangkaian knop (terminal knobs) yang melanjutkan informasi itu. Psikolog menyebut proses ini komunikasi. Prosesnya memang tidak berbeda dengan system telekomunikasi dengan terminal-terminal relay dan dilengkapi dengan computer.

C.    Dimensi Komunikasi
Kadang-kadang ada keuntungannya untuk menyampaikan pertanyaan yang bodoh. Hal itu dapat membantu membuang kulit yang menyelubungi suatu ide sehingga kita dapat melihatnya secara objektif.
Misalnya kita bertanya secara bodoh. Hal-hal apa yang dapat terjadi ketika A berbicara dengan B? Apa yang akan terlipu dalam pembicaraan di antara dua orang?. Mereka mungkin membicarakan tentang permainan ataupun masalah seks. Apabila kita bersuara di dalam suatu percakapan, biasanya isinya pertama-tama adalah mengenai diri kita. Memang, isi dari komunikasi adalah merupakan hal yang dipikirkan oleh para ahli psikologi dan ahli bisnis ketika mereka memikirkan tentang hubungan antar-manusia. Kita juga dapat melihat adanya pembagian golongan dalam hal isi. Kita dapat membeda-bedakan kategori dari jenis isi, misalnya apakah hal itu merupakan fakta atau merupakan perasaan.
Ketika A berbicara dengan B, terjadilah hal-hal lain, yang sangat terlepas dari hal yang dibicarakan. Ada percakapan yang terjadi dengan bising (noise), sedangkan yang lainnya relative tanpa bising. Di dalam konteks ini “bising” berarti hal-hal yang mengganggu pengiriman. Kita dapat menjumpai suara saluran seperti gangguan udara pada kawat telepon menyebabkan B sukar untuk mendengar apa yang dikatatakan oleh A. kita juga perlu memikirkan tentang adanya suara-suara psikologis, seperti misalnya pikiran B tentang hal-hal lain, sehingga sekali lagi adalah sukar B untuk mendengar apa yang dikatakan oleh A. bahasa dan suara kode mungkin menybabkan kesukaran bagi B untuk mendengarkannya: ia tidak memahami kata-kata yang dipergunakan oleh A di dalam cara sebagaimana A memahaminya.
Semua macam kebisingan dapat terjadi terlepas dari masalah isi. Kita dapat menemukan komunikasi yang bising atau tanpa bising dari setiap jenis isi. Biasanya kita juga dapat mengamati bahwa A, bila terjadi bising, kemungkinan besar berkomunikasi secara berlebih-lebihan – untuk mengulangi pesannya harapan bahwa B dapat mendengarkannya dengan lebih baik pada saat yang kedua kalinya atau untuk mengatakan hal yang sama dengan cara yang berbeda. Berlebih-lebihan adalah salah satusenjata umum yang paling banyak dipergunakan untuk melawan bising. Selama adanya isinh, berlebih-lebihan adalah membantu meneruskan isi, dan ini merupakan hal yang “tidak efesien”.
Di samping dimensi-dimensi isi dan bising dari percakapan A dengan B, dimensi yang ketiga adalah jaringan komunikasi. Biasanya kita berfikir bahwa percakapan antara A dengan B adalah langsung. Tetapi banyak percakapan semacam itu, terutama di dalam organisasi, ditengahi oleh orang lain. Suatu hal yang dianggap harus dinyatakan oleh bagan organisasi, ditengahi oleh orang lain. Suatu hal yang dianggap harus dinyatakan oleh bagan organisasi kepada kita ialah bahwa A dapat berbicara dengan B hanya dengan melalui C atau D. sturuktur jaringan yang dipergunakan oleh suatu organisasi dapat sangat bermanfaat bagi kecepatan dan ketepatan komunikasi antar anggotanya satu sama lain.
Satu dimensi lagi dari proses tersebut penting untuk diketahui. Terutama karena hal itu telah sangat sukar untuk dikuasai di dalam kepustakaan mengenai kepemimpinan. Hal itu ialah arah komunikasi – satu arah atau dua arah. Lagi-lagi ini adalah merupakan dimensi yang bebas. Apa pun yang mungkin dikatakan oleh A dan B. sejauh manapun gangguan suara ikut terlibat, bagaimana pun jaringannya. A mungkin berbicara dengan B dengan cara ini: A àB; atau cara ini: A ßà B; A dapat berbicara dan B hanya dapat mendengarkan, yaitu komunikasi satu-arah; atau A mendengarkan dan B yang berbicara.

D.    Komunikasi Satu-arah dan Komunikasi Dua-arah adalah Motede yang Berbeda
Apabila seseorang berpindah dari metode satu-arah kepada komunikasi dua-arah, terjadilah perubahan yang sangat banyak, tidak hanya dalam masukannya, tetapi juga dalam hasilnya. Misalnya, komunikasi satu arah biasanya lebih banyak memerlukan dan mendapatkan perencanaan daripada komunikasi dua-arah. Hamper selalu memiliki waktu lebih banyak yang dipergunakan untuk menyiapkan diri daripada dalam sistim dua-arah. Alasannya mungkin jelas. Si pengirim perlu memilih secara saksama kode yang akan dipergunakannya. Bahkan kata-kata yang tepat yang akan dipergunaknnya. Tetapi di dalam komunikasi dua-arah ia cenderung untuk memulai lebih cepat, tidak terlalu merisaukan tentang suatu perencanaan umum atau strategi, karena ia mengetahui bahwa umpan balik itu akan memberinya kesempatan-kesempatan untuk mengoreksi dirinya sendiri. Komunikasi satu arah adalah seperti sebuah piringan hitam. Sekali piringan hitam itu dimulai; maka harus dimainkan terus. Oleh karenanya sebelum dimulai harus dilakukan perencanaan yang saksama. Komunikasi dua-arah adalah suatu strategi yang lain lagi, yaitu semacam strategi yang bersifat “local”, dimana si pengirim mulai dengan melewati satu jalan, meneruskan sedikit lagi, dan sebagainya. Ia tidak perlu merencanakan terlalu banyak karena yang diperlukan adalah mendengarkan serta bersikap peka terhadap umpan balik yang diperoleh.

Dengan definisi kita tenang komunikasi, maka pokok persoalan tentang komunikasi satu-arah dan komunikasi dua-arah di dalam organisasi dapat dikemukakan secara berbeda daripada biasanya. Hal itu disebabkan karena kini kita dapat melihat konflik yang jelas antara efisiensi yang pendek dari komunikasi dua-arah dan wewenang pada bermacam-maca, tingkatan hirarki. Komunikasi dua-arah dan wewenang pada bermacam-macam tingkatan hirarki. Komunikasi dua-arahdan membuat komunikasi lebih sahid (valid) tidak hanya dalam hal pemindahan fakta-fakta secara lebih teliti tetapi juga dalam hal pengaturan kembali persepsi lebih teliti tetapi juga dalam hal pengaturan kembali persepsi tentang hubungan-hubungan. Wewenang, misalnya, dibawah kondisi-kondisi yang ideal dari komunikasi dua-arah mungkin tidak lagi memberikan perlindungan yang memadai komunikasi dua-arah mungkin tidak lagi memberikan perlindungan yang memadai bagi ketidakmampuan seseorang.

Sumber: Leavitt, Harold J. (1997). Psikologi manajemen. Jakarta: Erlangga

Tidak ada komentar:

Posting Komentar