Senin, 30 September 2013


KONSEP IBD DALAM KESUSSASTRAAN


Menurut Koentjaraningrat sebagaimana dikutip Abdul Chaer dan Leonie dalam bukunya Sosiolinguistik bahwa bahasa bagian dari kebudayaan. Jadi, hubungan antara bahasa dan kebudayaan merupakan hubungan yang subordinatif, di mana bahasa berada dibawah lingkup kebudayaan.10 Namun pendapat lain ada yang mengatakan bahwa bahasa dan kebudayaan mempunyai hubungan yang koordinatif, yakni hubungan yang sederajat, yang kedudukannya sama tinggi.

Masinambouw menyebutkan bahwa bahasa dan kebudayaan merupakan dua sistem yang melekat pada manusia. Kalau kebudayaan itu adalah sistem yang mengatur interaksi manusia di dalam masyarakat, maka kebahasaan adalah suatu sistem yang berfungsi sebagai sarana berlangsungnya interaksi itu.


DONGENG POHON ENAU (SUMATERA UTARA)




Dahulu kala ada dua orang suami istri yang tinggal di satu desa tanah Karo. Mereka hidup berbahagia karena hamper tak pernah terjadi perselisihan di antara mereka. Hidup mereka yang sederhana mereka jalani dengan penuh kesabaran sehingga perasaan mereka selalu tentram dan damai.

Kebahagiaan kedua suami istri itu makin bertambah ketika mereka memperoleh seorang anak laki-laki sebagai anak mereka yang pertama. Sebab menurut adat mereka, anak lelaki adalah anak yang melanjutkan keturunan mereka di kemudia hari. Sesuai dengan ketentuan adat, mereka menyelenggarakan upacara untuk menabalkan nama anak itu. Nama yang ditabalkan baginya ialah si Tare Iluh.

Ktika si Tare Iluh sudah berusia kira-kira satu tahun, hamil pulalah ibunya. Kedua orang tua si Tare Iluh itu mengharapkan agar si Tare Iluh mendapat adik perempuan. Ketika si Ibu Tare Iluh melahirkan ternyata harapan kedua orang tuanya terkabul. Ibunya melahirkan anak perempuan, yang kemudian diberi nama si Beru Sibou. Tentu saja kedua orang tua si Tare Iluh merasa hidupnya semakin bahagia. Karena sudah memperoleh sepasang anak.

Tidak lama kemudian, keluarga si Tere Iluh tiba-tiba lenyap, karena dengan tak disangka-sangka orang tua laki-laki Si Tare Iluh meninggal dunia. Setelah ayah si Tare iluh meninngal dunia, terpaksalah ibunya membanting tulang setiap hari untuk mencari makan bagi kedua anaknya tersebut. Karena terlalu lelah bekerja, ibu si Tare Iluh jatuh sakit. Seminggu kemudian meninggal dunia. Setelah kedua orang tua mereka meninggal dunia, si Tare Iluh dan adiknya si Beru Sibou dipelihara oleh kerabat dekat orang tua mereka. Keadaan mereka yang yatim piatu membuat si Tare Iluh dan adiknya si Beru Sibou semakin saling menyayangi.

Ketika si Tare Iluh sudah tumbuh menjadi pemuda maka pergilah ia merantau. Sebelum berangkat ia berjanji kepada adiknya si Beru Sibou bahwa dia akan segera kembali sesudah berhasil mengumpulkan banyak uang.

Setelah abngnya pergi si Beru Sibou merasa kehilangan segala-galanya dan hatinya sedih sekali. Karena sejak kecil mereka tidak pernah berpisah satu hari pun juga. Si Beru Sibou berharap abangnya si Tare Iluh cepat kembali setelah berhasil mengumpulkan banyak uang di perantaraan.

Harapan si Beru Sibou itu hanya harapan yang sia-sia saja. Sebab yang dilakukan abangnya si Tare Iluh di prantauan hanyalah berjudi kalau dia sudah mendapatklan uang. Oleh karena itu dia tidak pernah berhasil mengumpulkan uang. Malahan uang yang telah terkumpul segera habis karena setiap kali ia berjudi selalu kalah. Namun, dia terus juga berjudi, karena ia berharap satu ketika ia akan menang banyak. Akhirnya utang judinya bertumpuk-tumpuk dan tidak dapat ia bayar. Karena si Tare Iluh tidak dapat membayar utangnya, maka dia dipasung orang. Oleh karena itu si Tare Iluh tidak dapat kembali menemui adiknya si Beru Sibou yang setiap hari menunggu kedatangannya dengan perasaan sedih.

Karena sudah terlalu lama si Tare Ilu tidak kembali juga maka pergilah si Beru Sibou mencarinya meskipun dia tidak tahu dimana tempat abangnya yang pasti. Ketika si Beru Sibou berjalan melintasi hutan untuk mencari abangnya, dia bertemu dengan seorang lelaki yang menanyakan hendak kemana si Beru Sibou. Dia katakana bahwa dia hendak mencari abangnya yang bernama si Tare Iluh. Yang sudah lama pergi merantau. Tetapi ia sendiri tidak tahu kemana tempat abangnya itu.

Kemudian lelaki itu mengatakan kepada si Beru Sibou bahwa dia pernah mendengar cerita orang tentang seorang pemuda yang bernama si Tare Iluh. Menurut cerita orang itu si Tare Iluh gemar sekali berjudi tetapi ia tidak pernah menang. Akhirnya ia dipasung orang karena tak sanggup membayar hutang judinya. Tetapi lelaki itu juga tidak tahu dimana tempat si Tare Iluh dipasung orang.

Mendengar cerita lelaki itu si Beru Sibou menangis tersedu-sedu. Karena kasihan sekali melihatnya, lelaki itu menganjurkan agar si Beru Sibou memanjat pohon yang tinggi. Kalau sudah sampai di puncaknya dia bernyanyi-nyanyi memanggil-manggil abangnya si Tare Iluh. Siapa tahu panggilan si Beru Sibou itu itu akan terdengar oleh kakaknya.

Setelah lelaki itu berlalu, si Beru Sibou memanjat sebatang pohon kayu yang tinggi. Setelah sampai dipuncaknya, bernyanyilah si Beru Sibou sambil menangis memanggil-manggil abangnya si Tare Iluh. Dia juga menyanyikan kata-kata yang memohon agar si Tare Iluh dilepaskan dari pasungannya. Selanjutnya, sambil terus bernyanyi dengan menangis si Beru Sibou memohon kepada Yang Maha Kuasa agar semua utang abangnya si Tare Iluh bisa dilunasi dengan air matanya, dengan rambutnya, dan dengan anggota-anggota tubuhnya. Karena hanya itulah yang bisa diberikannya untuk membayar hutang-hutang abangnya. Si Beru Siboujuga memohon agar orang-orang lain pun dapat memanfaatkan air matanya, rambutnya dan seluruh anggota tubuhnya untuk kepentingan mereka.

Tak lama setelah si Beru Sibou selesai mengucapkan permohonannya itu, sambil menangis menjelmalah dia menjadi pohon enau. Dengan begitu maka air matanya menjelma menjadi nira enau, rambutnya menjelma menjadi ijuk., dan seluruh anggota tubuhnya menjelma menjadi bagian dari pohon enau. Semuanya itu dapat dimanfaatkan orang sesuai dengan permohonan si Beru Sibou.

Di kemudian hari pohon enau yang merupakan penjelmaan si Beru Sibou dapat disadap orang untuk diambil niranya yang merupakan penjelmaan air mata si Beru Sibou. Ijuk enau yang merupakan penjelmaan dari rambut si Beru Sibou juga diambil orang untuk dimanfaatkan untuk berbagai keperluan. Begitu juga bagian-bagian lain yang merupakan penjelmaan dari anggota tubuh si Beru Sibou dapat dimanfaatkan orang untuk berbagai keperluan.

Karena diyakini bahwa pohon enau adalah penjelmaan dari si Beru Sibou maka pada masa dahulu di Tanah Karo terdapat kebiasaan untuk menyanyikan pohon enau pada waktu menyadapnya untuk mendapatkan nira.


Masalah sastra dan seni sangat erat hubungannya dengan ilmu budaya dasar, karena materi-materi yang diulas oleh ilmu budaya dasar ada yang berkaitan dengan sastra dan seni.  Budaya Indonesia sangat menunjukkan adanya sastra dan seni didalamnya, seperti contoh diatas.




Cinta Dan Kasih

Cinta adalah sebuah emosi dari kasih sayang yang kuat dan ketertarikan pribadi. Dalam konteks filosofi cinta merupakan sifat baik yang mewarisi semua kebaikan, perasaan belas kasih dan kasih sayang. Pendapat lainnya, cinta adalah sebuah aksi/kegiatan aktif yang dilakukan manusia terhadap objek lain, berupa pengorbanan diri, empati, perhatian, kasih sayang, membantu, menuruti perkataan, mengikuti, patuh, dan mau melakukan apa pun yang diinginkan objek tersebut. Sedangkan kata kasih artinya perasaan sayang atau cinta kepada atau menaruh belas kasihan. Dengan demikian arti cinta dan kasih hampir bersamaan, sehinga kata kasih memperkuat rasa cinta.   Karena itu cinta kasih dapat diartikan sebagai perasaan suka kepada seseorang yang disertai dengan menaruh belas kasih. Walaupun cinta kasih mengandung arti hamper bersamaan, namun terdapat perbedaan juga antara keduanya. Cinta lebih mengandung pengertian mendalamnya rasa, sedangkan kasih lebih keluarnya; dengan kata lain bersumber dari cinta yang mendalam itulah kasih dapat diwujudkan secara nyata.


Seperti contoh diatas cinta kedua orang tua kepada anaknya. Kedua orang tua akan selalu menyayangi anaknya sampai hayat menjemputnya. Seburuk- buruk tingkah laku anaknya, kedua orang akan selalu menyayanginya, Mencintainya dan Mengasuh serta merawatnya ketika sedang sakit. Itulah cinta orang tua sepenuh hatinya dan segenap jiwa raganya. Itulah sebabnya manusia diberikan cinta dan kasih oleh  Allah agar kehidupan di dunia menjadi tentram dan sesama manusia saling menyayangi satu dengan yang lain.




Minggu, 29 September 2013



Kajian tentang Hakikat Manusia

Pandangan ilmu pengetahuan tentang kemampuan manusia untuk menggunakan akal dalam memahami lingkungannya merupakan potensi dasar yang memungkinkan manusia berfikir. Dengan berfikir manusia menjadi mampu melakukan perubahan dalam dirinya, dan memang sebagian besar perubahan dalam diri manusia merupakan akibat dari aktivitas berfikir. Ini berarti bahwa tanpa berfikir, kemanusiaan manusia pun tidak punya makna bahkan mungkin tak akan pernah ada.
Berfikir juga memberi kemungkinan manusia untuk memperoleh pengetahuan, dalam tahapan selanjutnya. Pengetahuan itu dapat menjadi fondasi penting bagi kegiatan berfikir yang lebih mendalam. Semua ini dimaksudkan agar manusia dapat berubah dari tidak tahu menjadi tahu, dengan tahu dia berbuat, dengan berbuat dia beramal bagi kehidupan. Semua ini pendasarannya adalah penggunaan akal melalui kegiatan berfikir. Dengan berfikir manusia mampu mengolah pengetahuan, dengan pengolahan tersebut, pemikiran manusia menjadi makin mendalam dan makin bermakna, dengan pengetahuan manusia mengajarkan, dengan berpikir manusia mengembangkan, dan dengan mengamalkan serta mengaplikasikannya. Manusia mampu melakukan perubahan dan peningkatan ke arah kehidupan yang lebih baik, semua itu telah membawa kemajuan yang besar dalam berbagai bidang kehidupan manusia. Dengan demikian kemampuan untuk berubah dan perubahan yang terjadi pada manusia merupakan makna pokok yang terkandung dalam kegiatan berfikir dan berpengetahuan.
Para ahli telah banyak mengkaji perbedaan antara manusia dengan makhluk-makhluk lainnya terutama dengan makhluk yang agak dekat dengan manusia yaitu hewan. Secara biologis pada dasarnya manusia tidak banyak berbeda dengan hewan, bahkan Ernst Haeckel (1834 – 1919) mengemukakan bahwa manusia dalam segala hal sungguh-sungguh adalah binatang beruas tulang belakang, yakni binatang menyusui, demimikian juga Lamettrie (1709 – 1751) menyatakan bahwa tidaklah terdapat perbedaan antara binatang dan manusia dan karenanya bahwa manusia itu adalah suatu mesin.
Jadi, nampak bahwa ada sudut pandang yang cenderung merendahkan manusia, dan ada yang mengagungkannya, semua sudut pandang tersebut memang diperlukan untuk menjaga keseimbangan memaknai manusia. Blaise Pascal (1623 – 1662) menyatakan bahwa adalah berbahaya bila kita menunjukan manusia sebagai makhluk yang mempunyai sifat-sifat binatang dengan tidak menunjukan kebesaran manusia sebagai manusia. Sebaliknya adalah bahaya untuk menunjukan manusia sebagai makhluk yang besar dengan tidak menunjukan kerendahan, dan lebih berbahaya lagi bila kita tidak menunjukan sudut kebesaran dan kelemahannya sama sekali.
Pendapat para ahli tentang manusia yaitu:
a)      Plato (427 – 348). Dalam pandangan Plato manusia dilihat secara dualistik yaitu unsur jasad dan unsur jiwa, jasad akan musnah sedangkan jiwa tidak, jiwa mempunyai tiga fungsi (kekuatan) yaitu logystikon (berfikir/rasional, thymoeides (Keberanian), dan epithymetikon (Keinginan)
b)      Aristoteles (384 – 322 SM). Manusia itu adalah hewan yang berakal sehat, yang mengeluarkan pendapatnya, yang berbicara berdasarkan akal fikirannya. Manusia itu adalah hewan yang berpolitik (Zoon Politicon/Political Animal), hewan yang membangun masyarakat di atas famili-famili menjadi pengelompokan impersonal dari pada kampung dan negara.
c)      Ibnu Khaldun (1332 – 1406). Manusia adalah hewan dengan kesanggupan berpikir, kesanggupan ini merupakan sumber dari kesempurnaan dan puncak dari segala kemuliaan dan ketinggian di atas makhluk-makhluk lain.
d)     Ibnu Sina (980 -1037 M). manusia adalah makhluk yang mempunyai kesanggupan : makan, tumbuh, ber-kembang biak, pengamatan hal-hal yang istimewa, pergerakan di bawah kekuasaan, ketahuan (pengetahuan tentang) hal-hal yang umum, dan kehendak bebas. Menurut dia, tumbuhan hanya mempunyai kesanggupan  makan, tumbuh, berkembang biak, serta hewan mempunyai kesanggupan makan, tumbuh, berkembang biak, pengamatan hal-hal istimewa, pergerakan di bawah kekuasaan.
e)      Ibnu Miskawaih. Menyatakan bahwa manusia adalah makhluk yang mempunyai kekuatan-kekuatan yaitu : Al Quwwatul Aqliyah (kekuatan berfikir/akal), Al Quwwatul Godhbiyyah (Marah),  Al Quwwatu Syahwiyah (sahwat).
Jadi, manusia itu yaitu :
1)      Secara fisikal, manusia sejenis hewan juga
2)      Manusia punya kemampuan untuk bertanya
3)      Manusia punya kemampuan untuk berpengetahuan
4)      Manusia punya kemauan bebas
5)      Manusia bisa berprilaku sesuai norma (bermoral)
6)      Manusia adalah makhluk yang bermasyarakat dan berbudaya
7)      Manusia punya kemampuan berfikir reflektif dalam totalitas dengan sadar diri
8)      Manusia adalah makhluk yang punya kemampuan untuk percaya pada Tuhan
Dengan demikian nampaknya terdapat perbedaan sekaligus persamaan antara manusia dengan makhluk lain khususnya hewan, secara fisikal/biologis perbedaan manusia dengan hewan lebih bersifat gradual dan tidak prinsipil, sedangkan dalam aspek kemampuan berfikir, bermasyarakat dan berbudaya, serta bertuhan perbedaannya sangat asasi/prinsipil, ini berarti jika manusia dalam kehidupannya hanya bergerak dalam urusan-urusan fisik biologis seperti makan, minum, beristirahat, maka kedudukannya tidaklah jauh berbeda dengan hewan, satu-satunya yang bisa mengangkat manusia lebih tinggi adalah penggunaan akal untuk berfikir dan berpengetahuan serta mengaplikasikan pengetahuannya bagi kepentingan kehidupan sehingga berkembanglah masyarakat beradab dan berbudaya, disamping itu kemampuan tersebut telah mendorong manusia untuk berfikir tentang sesuatu yang melebihi pengalamannya seperti keyakinan pada Tuhan yang merupakan inti dari seluruh ajaran Agama. Oleh karena itu carilah ilmu dan berfikirlah terus agar posisi kita sebagai manusia menjadi semakin jauh dari posisi hewan dalam konstelasi kehidupan di alam ini.
Terlalu banyak sebutan dan istilah yang diberikan untuk makhluk-makhluk berakal pikiran ciptaan Tuhan, seperti homo sapiens , homo rasional ,animal social, al-insan dan lain sebagainya. Bentuk sebutan itu mencerminkana keragaman sifat dan sikap manusia. Hal itu dapat terjadi karena didalam diri manusia itu sendiri terdapat enam rasa yang menjadi satu, yaitu rasa intelek , rasa agama,rasa susilah, rasa sosial, rasa seni dan rasa harga diri.
Maka tidak heran kalau sejak dulu manusia tiada henti-hentinya berusaha membedakan antara unsur manusia yang bersifat lahiriah dan maknawiah. Kebanyakan ahli filsafat yunani bependapat bahwa ruh itu merupakan satu unsur yang harus, yang dapat meninggalkan badan. Jika dia pergi dari badan, dia kembali ke alamnya yang tinggi, meluncur keangkasa luar dan tidak mati, sebagai mana ungkapan phytagoras kepada diasgenes.
Islam berpandangan bahwa hakikat manusia merupakan perakitan antara badan dan ruh. Islam mengatakan dengan tegas bahwa kedua substansi ini adalah substansi alam. Islam memandang permasalahan roh/ruh merupakan suatu hal yang terbatas untuk dipelajari secara mendalam. Hal itu menjadi landasan bukti walaupun banyak ilmu yang telah dimiliki oleh manusia, namun sampai kapan pun ia tidak akan melebihi Tuhannya, dalam kaitan masalah ruh.
Itulah yang membedakan hasil yang telah dicapai islam dari segi sistem kerohaniannya yang tampak pada manusia adalah sosok tubuhnya, dalam hal efektifitas dirinya bersumber pada jiwa dan ruh. Karena itu hidup seorang muslim haruslah diarahkan atas kerjasama yang sempurna antara kepentingan dan kebutuhan jasmani-rohani.


KEBUDAYAAN
Budaya atau kebudayaan berasal dari bahasa Sanskerta yaitu buddhayah, yang merupakan bentuk jamak dari buddhi (budi atau akal) diartikan sebagai hal-hal yang berkaitan dengan budi dan akal manusia.
Dalam bahasa Inggris, kebudayaan disebut culture, yang berasal dari kata Latin Colere, yaitu mengolah atau mengerjakan. Bisa diartikan juga sebagai mengolah tanah atau bertani. Kata culture juga kadang diterjemahkan sebagai "kultur" dalam bahasa Indonesia.

Pengertian Kebudayaan
Kebudayaan sangat erat hubungannya dengan masyarakat. Melville J. Herskovits dan Bronislaw Malinowski mengemukakan bahwa segala sesuatu yang terdapat dalam masyarakat ditentukan oleh kebudayaan yang dimiliki oleh masyarakat itu sendiri. Istilah untuk pendapat itu adalah Cultural-Determinism.
Herskovits memandang kebudayaan sebagai sesuatu yang turun temurun dari satu generasi ke generasi yang lain, yang kemudian disebut sebagai superorganic.
Menurut Andreas Eppink, kebudayaan mengandung keseluruhan pengertian nilai sosial,norma sosial, ilmu pengetahuan serta keseluruhan struktur-struktur sosial, religius, dan lain-lain, tambahan lagi segala pernyataan intelektual dan artistik yang menjadi ciri khas suatu masyarakat.
Menurut Edward Burnett Tylor, kebudayaan merupakan keseluruhan yang kompleks, yang di dalamnya terkandung pengetahuan, kepercayaan, kesenian, moral, hukum, adat istiadat, dan kemampuan-kemampuan lain yang didapat seseorang sebagai anggota masyarakat.
Menurut Selo Soemardjan dan Soelaiman Soemardi, kebudayaan adalah sarana hasil karya, rasa, dan cipta masyarakat.
Dari berbagai definisi tersebut, dapat diperoleh pengertian mengenai kebudayaan adalah sesuatu yang akan memengaruhi tingkat pengetahuan dan meliputi sistem ide atau gagasan yang terdapat dalam pikiran manusia, sehingga dalam kehidupan sehari-hari, kebudayaan itu bersifat abstrak.
Sedangkan perwujudan kebudayaan adalah benda-benda yang diciptakan oleh manusia sebagai makhluk yang berbudaya, berupa perilaku dan benda-benda yang bersifat nyata, misalnya pola-pola perilaku, bahasa, peralatan hidup, organisasi sosial, religi, seni, dan lain-lain, yang kesemuanya ditujukan untuk membantu manusia dalam melangsungkan kehidupan bermasyarakat.

Unsur-unsur Kebudayaan
Ada beberapa pendapat ahli yang mengemukakan mengenai komponen atau unsur kebudayaan, antara lain sebagai berikut:
1.     Melville J. Herskovits menyebutkan kebudayaan memiliki 4 unsur pokok, yaitu:
·         alat-alat teknologi
·         sistem ekonomi
·         keluarga
·         kekuasaan politik
2.     Bronislaw Malinowski mengatakan ada 4 unsur pokok yang meliputi:
·         sistem norma sosial yang memungkinkan kerja sama antara para anggota masyarakat untuk menyesuaikan diri dengan alam sekelilingnya
·         organisasi ekonomi
·         alat-alat dan lembaga-lembaga atau petugas-petugas untuk pendidikan (keluarga adalah lembaga pendidikan utama)
·         organisasi kekuatan (politik)

Wujud dan Komponen

Wujud

Menurut J.J. Hoenigman, wujud kebudayaan dibedakan menjadi tiga: gagasan, aktivitas, dan artefak.
·         Gagasan (Wujud ideal)
Wujud ideal kebudayaan adalah kebudayaan yang berbentuk kumpulan ide-ide, gagasan, 
nilai-nilainorma-norma, peraturan, dan sebagainya yang sifatnya abstrak; tidak dapat diraba atau disentuh. Wujud kebudayaan ini terletak dalam kepala-kepala atau di alam pemikiran warga masyarakat. Jika masyarakat tersebut menyatakan gagasan mereka itu dalam bentuk tulisan, maka lokasi dari kebudayaan ideal itu berada dalam karangan dan buku-buku hasil karya para penulis warga masyarakat tersebut.
·         Aktivitas(tindakan)
Aktivitas adalah wujud kebudayaan sebagai suatu tindakan berpola dari manusia dalam masyarakat itu. Wujud ini sering pula disebut dengan sistem sosial. Sistem sosial ini terdiri dari aktivitas-aktivitas manusia yang saling 
berinteraksi, mengadakan kontak, serta bergaul dengan manusia lainnya menurut pola-pola tertentu yang berdasarkan adat tata kelakuan. Sifatnya konkret, terjadi dalam kehidupan sehari-hari, dan dapat diamati dan didokumentasikan.
·         Artefak(karya)
Artefak adalah wujud kebudayaan 
fisik yang berupa hasil dari aktivitas, perbuatan, dan karya semua manusia dalam masyarakat berupa benda-benda atau hal-hal yang dapat diraba, dilihat, dan didokumentasikan. Sifatnya paling konkret di antara ketiga wujud kebudayaan. Dalam kenyataan kehidupan bermasyarakat, antara wujud kebudayaan yang satu tidak bisa dipisahkan dari wujud kebudayaan yang lain. Sebagai contoh: wujud kebudayaan ideal mengatur dan memberi arah kepada tindakan (aktivitas) dan karya (artefak) manusia.

Komponen

Berdasarkan wujudnya tersebut, Budaya memiliki beberapa elemen atau komponen, menurut ahli antropologi Cateora, yaitu :
·         Kebudayaan material
Kebudayaan material mengacu pada semua ciptaan masyarakat yang nyata, konkret. Termasuk dalam kebudayaan material ini adalah temuan-temuan yang dihasilkan dari suatu penggalian arkeologi: mangkuk tanah liat, perhisalan, senjata, dan seterusnya. Kebudayaan material juga mencakup barang-barang, seperti televisi, pesawat terbang, stadion olahraga, pakaian, gedung pencakar langit, dan mesin cuci.
·         Kebudayaan nonmaterial
Kebudayaan nonmaterial adalah ciptaan-ciptaan abstrak yang diwariskan dari generasi ke generasi, misalnya berupa dongeng, cerita rakyat, dan lagu atau tarian tradisional.
·         Lembaga social
Lembaga social dan pendidikan memberikan peran yang banyak dalam kontek berhubungan dan berkomunikasi di alam masyarakat. Sistem social yang terbantuk dalam suatu Negara akan menjadi dasar dan konsep yang berlaku pada tatanan social masyarakat. Contoh Di Indonesia pada kota dan desa dibeberapa wilayah, wanita tidak perlu sekolah yang tinggi apalagi bekerja pada satu instansi atau perusahaan. Tetapi di kota – kota besar hal tersebut terbalik, wajar seorang wanita memilik karier
·         Sistem kepercayaan
Bagaimana masyarakat mengembangkan dan membangun system kepercayaan atau keyakinan terhadap sesuatu, hal ini akan mempengaruhi system penilaian yang ada dalam masyarakat. Sistem keyakinan ini akan mempengaruhi dalam kebiasaan, bagaimana memandang hidup dan kehidupan, cara mereka berkonsumsi, sampai dengan cara bagaimana berkomunikasi.
·         Estetika
Berhubungan dengan seni dan kesenian, music, cerita, dongeng, hikayat, drama dan tari –tarian, yang berlaku dan berkembang dalam masyarakat. Seperti di Indonesia setiap masyarakatnya memiliki nilai estetika sendiri. Nilai estetika ini perlu dipahami dalam segala peran, agar pesan yang akan kita sampaikan dapat mencapai tujuan dan efektif. Misalkan di beberapa wilayah dan bersifat kedaerah, setiap akan membangu bagunan jenis apa saj harus meletakan janur kuning dan buah – buahan, sebagai symbol yang arti disetiap derah berbeda. Tetapi di kota besar seperti Jakarta jarang mungkin tidak terlihat masyarakatnya menggunakan cara tersebut.
·         Bahasa
Bahasa merupakan alat pengatar dalam berkomunikasi, bahasa untuk setiap walayah, bagian dan Negara memiliki perbedaan yang sangat komplek. Dalam ilmu komunikasi bahasa merupakan komponen komunikasi yang sulit dipahami. Bahasa memiliki sidat unik dan komplek, yang hanya dapat dimengerti oleh pengguna bahasa tersebu. Jadi keunikan dan kekomplekan bahasa ini harus dipelajari dan dipahami agar komunikasi lebih baik dan efektif dengan memperoleh nilai empati dan simpati dari orang lain.

Hubungan Antara Unsur-unsur Kebudayaan

1.      Peralatan dan perlengkapan hidup (teknologi)

2.      Sistem Mata Pencaharian
3.      Sistem Kekerabatan Dan Organisasi Sosial
4.      Bahasa
5.      Kesenian
6.      Sistem Kepercayaan
7.      Agama Samawi
8.      Agama Tradisional
9.      American Dream
10.  Pernikahan
11.  Sistem Ilmu dan Pengetahuan

Penetrasi Kebudayaan
Yang dimaksud dengan penetrasi kebudayaan adalah masuknya pengaruh suatu kebudayaan ke kebudayaan lainnya. Penetrasi kebudayaan dapat terjadi dengan dua cara:

Penetrasi damai (penetration pasifique)
Masuknya sebuah kebudayaan dengan jalan damai. Misalnya, masuknya pengaruh kebudayaan Hindu dan Islam ke Indonesia. Penerimaan kedua macam kebudayaan tersebut tidak mengakibatkan konflik, tetapi memperkaya khasanah budaya masyarakat setempat. Pengaruh kedua kebudayaan ini pun tidak mengakibatkan hilangnya unsur-unsur asli budaya masyarakat. Penyebaran kebudayaan secara damai akan menghasilkan AkulturasiAsimilasi, atau Sintesis.
Akulturasi adalah bersatunya dua kebudayaan sehingga membentuk kebudayaan baru tanpa menghilangkan unsur kebudayaan asli. Contohnya, bentuk bangunan Candi Borobudur yang merupakan perpaduan antara kebudayaan asli Indonesia dan kebudayaan India. Asimilasi adalah bercampurnya dua kebudayaan sehingga membentuk kebudayaan baru. Sedangkan Sintesisadalah bercampurnya dua kebudayaan yang berakibat pada terbentuknya sebuah kebudayaan baru yang sangat berbeda dengan kebudayaan asli.

Penetrasi kekerasan (penetration violante)
Masuknya sebuah kebudayaan dengan cara memaksa dan merusak. Contohnya, masuknya kebudayaan Barat ke Indonesia pada zaman penjajahan disertai dengan kekerasan sehingga menimbulkan goncangan-goncangan yang merusak keseimbangan dalam masyarakat.
Wujud budaya dunia barat antara lain adalah budaya dari Belanda yang menjajah selama 350 tahun lamanya. Budaya warisan Belanda masih melekat di Indonesia antara lain pada sistem pemerintahan Indonesia.

Cara Pandang Terhadap Kebudayaan

Kebudayaan sebagai peradaban

Saat ini, kebanyakan orang memahami gagasan "budaya" yang dikembangkan di Eropa pada abad ke-18 dan awal abad ke-19. Gagasan tentang "budaya" ini merefleksikan adanya ketidakseimbangan antara kekuatan Eropa dan kekuatan daerah-daerah yang dijajahnya.
Mereka menganggap 'kebudayaan' sebagai "peradaban" sebagai lawan kata dari "alam". Menurut cara pikir ini, kebudayaan satu dengan kebudayaan lain dapat diperbandingkan; salah satu kebudayaan pasti lebih tinggi dari kebudayaan lainnya.
Pada prakteknya, kata kebudayaan merujuk pada benda-benda dan aktivitas yang "elit" seperti misalnya memakai baju yang berkelas, fine art, atau mendengarkanmusik klasik, sementara kata berkebudayaan digunakan untuk menggambarkan orang yang mengetahui, dan mengambil bagian, dari aktivitas-aktivitas di atas.
Sebagai contoh, jika seseorang berpendendapat bahwa musik klasik adalah musik yang "berkelas", elit, dan bercita rasa seni, sementara musik tradisional dianggap sebagai musik yang kampungan dan ketinggalan zaman, maka timbul anggapan bahwa ia adalah orang yang sudah "berkebudayaan".
Orang yang menggunakan kata "kebudayaan" dengan cara ini tidak percaya ada kebudayaan lain yang eksis; mereka percaya bahwa kebudayaan hanya ada satu dan menjadi tolak ukur norma dan nilai di seluruh dunia. Menurut cara pandang ini, seseorang yang memiliki kebiasaan yang berbeda dengan mereka yang "berkebudayaan" disebut sebagai orang yang "tidak berkebudayaan"; bukan sebagai orang "dari kebudayaan yang lain." Orang yang "tidak berkebudayaan" dikatakan lebih "alam," dan para pengamat seringkali mempertahankan elemen dari kebudayaan tingkat tinggi (high culture) untuk menekan pemikiran "manusia alami" (human nature)
Sejak abad ke-18, beberapa kritik sosial telah menerima adanya perbedaan antara berkebudayaan dan tidak berkebudayaan, tetapi perbandingan itu -berkebudayaan dan tidak berkebudayaan- dapat menekan interpretasi perbaikan dan interpretasi pengalaman sebagai perkembangan yang merusak dan "tidak alami" yang mengaburkan dan menyimpangkan sifat dasar manusia.
Dalam hal ini, musik tradisional (yang diciptakan oleh masyarakat kelas pekerja) dianggap mengekspresikan "jalan hidup yang alami" (natural way of life), dan musik klasik sebagai suatu kemunduran dan kemerosotan.
Saat ini kebanyak ilmuwan sosial menolak untuk memperbandingkan antara kebudayaan dengan alam dan konsep monadik yang pernah berlaku. Mereka menganggap bahwa kebudayaan yang sebelumnya dianggap "tidak elit" dan "kebudayaan elit" adalah sama - masing-masing masyarakat memiliki kebudayaan yang tidak dapat diperbandingkan.
Pengamat sosial membedakan beberapa kebudayaan sebagai kultur populer (popular culture) atau pop kultur, yang berarti barang atau aktivitas yang diproduksi dan dikonsumsi oleh banyak orang.

Kebudayaan sebagai "sudut pandang umum"

Selama Era Romantis, para cendekiawan di Jerman, khususnya mereka yang peduli terhadap gerakan nasionalisme - seperti misalnya perjuangan nasionalis untuk menyatukan Jerman, dan perjuangan nasionalis dari etnis minoritas melawan Kekaisaran Austria-Hongaria - mengembangkan sebuah gagasan kebudayaan dalam "sudut pandang umum".
Pemikiran ini menganggap suatu budaya dengan budaya lainnya memiliki perbedaan dan kekhasan masing-masing. Karenanya, budaya tidak dapat diperbandingkan. Meskipun begitu, gagasan ini masih mengakui adanya pemisahan antara "berkebudayaan" dengan "tidak berkebudayaan" atau kebudayaan "primitif."
Pada akhir abad ke-19, para ahli antropologi telah memakai kata kebudayaan dengan definisi yang lebih luas. Bertolak dari teori evolusi, mereka mengasumsikan bahwa setiap manusia tumbuh dan berevolusi bersama, dan dari evolusi itulah tercipta kebudayaan.
Pada tahun 50-an, subkebudayaan - kelompok dengan perilaku yang sedikit berbeda dari kebudayaan induknya - mulai dijadikan subyek penelitian oleh para ahli sosiologi. Pada abad ini pula, terjadi popularisasi ide kebudayaan perusahaan - perbedaan dan bakat dalam konteks pekerja organisasi atau tempat bekerja.

Kebudayaan sebagai mekanisme stabilisasi

Teori-teori yang ada saat ini menganggap bahwa (suatu) kebudayaan adalah sebuah produk dari stabilisasi yang melekat dalam tekanan evolusi menuju kebersamaan dan kesadaran bersama dalam suatu masyarakat, atau biasa disebut dengan tribalisme.

Manusia dan kebudayaan pasti saling ada keterkaitannya karena manusia memiliki tingkah laku atau kegiatan yang berbeda beda dengan manusia yang tinggal ditempat lain contohnya saja manusia indonesia yang kehidupannya dikenal sebagai manusia yang suka bergotong royong dan bekerja sama. Selain dari itu, indonesia juga terkenal dengan kebudayaan lain seperti contoh:



Upacara Garebeg diselenggarakan tiga kali dalam satu tahun kalender/penanggalan Jawa yaitu pada tanggal dua belas bulan Mulud (bulan ketiga), tanggal satu bulan Sawal (bulan kesepuluh) dan tanggal sepuluh bulan Besar (bulan kedua belas). Pada hari hari tersebut raja mengeluarkan sedekahnya sebagai perwujudan rasa syukur kepada Tuhan atas kemakmuran kerajaan. Gunungan yang di arak dari keraton ke masjid agung sudah berada dipendopo masjid untuk didoakan. Setelah selesai didoakan tak lebih dari 20 menit Gunungan langsung ludes dan yg tersisa tinggal puing dan beberapa potongan gunungan yang berserakan. Membawa pulang bagian dari gunungan untuk beberapa orang dipercaya membawa berkah.



http://www.kresinda.blogspot.com/2012/04/kajian-tentang-hakikat-manusia.html
http://www.id.wikipedia.org/wiki/kebudayaan#pengertian_kebudayaan
http://www.indonesia-tourism.com/forum/showthread.php?44151-Sekatenan-amp-Grebeg-Maulud-di-Solo