Senin, 30 Maret 2015

Sejarah dan Dimensi Kesehatan Mental


Sejarah Perkembangan Kesehatan Mental

A.    Zaman Prasejarah
Manusia purba sering mengalami gangguan mental atau fisik, seperti infeksi, artritis, dll.

B.     Zaman peradaban awal
  1. Phytagoras (orang yang pertama memberi penjelasan alamiah terhadap penyakit mental) 
  2. Hypocrates (Ia berpendapat penyakit atau gangguan otak adalah penyebab penyakit mental) 
  3. Plato (gangguan mental sebagian gangguan moral, gangguan fisik dan sebagiaan lagi dari dewa dewa)
C.    Zaman Renaissesus
Pada zaman ini di beberapa negara Eropa, para tokoh keagamaan, ilmu kedokteran dan filsafat mulai menyangkal anggapan bahwa pasien sakit mental tenggelam dalam dunia tahayul.

D.    Zaman Pra Ilmiah
1. Animisme
Sejak zaman dulu gangguan mental telah muncul dalam konsep primitif, yaitu kepercayaan terhadap faham animisme bahwa dunia ini diawasi atau dikuasai oleh roh-roh atau dewa-dewa. Orang Yunani kuno percaya bahwa orang mengalami gangguan mental, karena dewa marah kepadanya dan membawa pergi jiwanya. Untuk menghindari kemarahannya, maka mereka mengadakan perjamuan pesta (sesaji) dengan mantra dan kurban.

2. Naturalisme
Suatu aliran yang berpendapat bahwa gangguan mental dan fisik itu akibat dari alam. Hipocrates (460-367) menolak pengaruh roh, dewa, setan atau hantu sebagai penyebab sakit. Dia mengatakan, Jika anda memotong batok kepala, maka anda akan menemukan otak yang basah, dan mencium bau amis. Tapi anda tidak akan melihat roh, dewa, atau hantu yang melukai badan anda.
Seorang dokter Perancis, Philipe Pinel (1745-1826) menggunakan filsafat politik dan sosial yang baru untuk memecahkan problem penyakit mental. Dia terpilih menjadi kepala Rumah Sakit Bicetre di Paris. Di rumah sakit ini, pasiennya dirantai, diikat ketembok dan tempat tidur. Para pasien yang telah di rantai selama 20 tahun atau lebih, dan mereka dianggap sangat berbahaya dibawa jalan-jalan di sekitar rumah sakit. Akhirnya, diantara mereka banyak yang berhasil, mereka tidak lagi menunjukkan kecenderungan untuk melukai atau merusak dirinya.

E.     Zaman Modern
Perubahan luar biasa dalam sikap dan cara pengobatan gangguan mental terjadi pada saat berkembangnya psikologi abnormal dan psikiatri di Amerika pada tahun 1783. Ketika itu Benyamin Rush (1745-1813) menjadi anggota staf medis di rumah sakit Pensylvania. Di rumah sakit ini ada 24 pasien yang dianggap sebagai lunatics(orang gila atau sakit ingatan). Pada waktu itu sedikit sekali pengetahuan tentang penyebab dan cara menyembuhkan penyakit tersebut. Akibatnya pasien-pasien dikurung dalam ruang tertutup, dan mereka sekali-kali diguyur dengan air.
Rush melakukan suatu usaha yang sangat berguna untuk memahami orang-orang yang menderita gangguan mental tersebut melalui penulisan artikel-artikel. Secara berkesinambungan, Rush mengadakan pengobatan kepada pasien dengan memberikan dorongan (motivasi) untuk mau bekerja, rekreasi, dan mencari kesenangan.
Pada tahun 1909, gerakan mental Hygiene secara formal mulai muncul. Perkembangan gerakan mental hygiene ini tidak lepas dari jasa Clifford Whitting Beers (1876-1943) bahkan karena jasanya itu ia dinobatkan sebagai The Founder of the Mental Hygiene Movement. Dia terkenal karena pengalamannya yang luas dalam bidang pencegahan dan pengobatan gangguan mental dengan cara yang sangat manusiawi.
Pada tahun 1950, organisasi mental hygiene terus bertambah, yaitu dengan berdirinya National Association for Mental Health. Gerakan mental hygiene ini terus berkembang sehingga pada tahun 1975 di Amerika terdapat lebih dari seribu perkumpulan kesehatan mental. Di belahan dunia lainnya, gerakan ini dikembangkan melaluiThe World Federation forMental Health dan The World Health Organization.
Seperti juga psikologi yang mempelajari hidup kejiwaan manusia, dan memiliki usia sejak adanya manusia di dunia, maka masalah kesehatan jiwa itupun telah ada sejak beribu-ribu tahun yang lalu dalam bentuk pengetahuan yang sederhana.
Beratus-ratus tahun yang lalu orang menduga bahwa penyebab penyakit mental adalah syaitan-syaitan, roh-roh jahat dan dosa-dosa. Oleh karena itu para penderita penyakit mental dimasukkan dalam penjara-penjara di bawah tanah atau dihukum dan diikat erat-erat dengan rantai besi yang berat dan kuat. Namun, lambat laun ada usaha-usaha kemanusiaan yang mengadakan perbaikan dalam  menanggulangi orang-orang yang terganggu mentalnya ini. Philippe Pinel di Perancis dan William Tuke dari Inggris adalah salah satu contoh orang yang berjasa dalam mengatasi dan menanggulangi orang-orang yang terkena penyakit mental. Masa-masa Pinel dan Tuke ini selanjutnya dikenal dengan masa pra ilmiah karena hanya usaha dan praksis yang mereka lakukan tanpa adanya teori-teori yang dikemukakan.
Tokoh yang berjasa dalam Kesehatan Mental
Tokoh lain yang banyak pula memberikan jasanya pada ranah kesehatan mental adalah Clifford Whittingham Beers (1876-1943). Beers pernah sakit mental dan dirawat selama dua tahun dalam beberapa rumah sakit jiwa. Ia mengalami sendiri betapa kejam dan kerasnya perlakuan serta cara penyembuhan atau pengobatan dalam asylum-asylum tersebut. Sering ia didera dengan pukulan-pukulan dan jotosan-jotosan, dan menerima hinaan-hinaan yang menyakitkan hati dari perawat-perawat yang kejam. Dan banyak lagi perlakuan-perlakuan kejam yang tidak berperi kemanusiaan dialaminya dalam rumah sakit jiwa tersebut. Setelah dirawat selama dua tahun, beruntung Beers bisa sembuh.
Di dalam bukunya ”A Mind That Found Itself”, Beers tidak hanya melontarkan tuduhan-tuduhan terhadap tindakan-tindakan kejam dan tidak berperi kemanusiaan dalam asylum-asylum tadi, tapi juga menyarankan program-program perbaikan yang definitif pada cara pemeliharaan dan cara penyembuhannya. Pengalaman pribadinya itu meyakinkan Beers bahwa penyakit mental itu dapat dicegah dan pada banyak peristiwa dapat disembuhkan pula. Oleh keyakinan ini ia kemudian menyusun satu program nasional, yang berisikan:
1.                Perbaikan dalam metode pemeliharaan dan penyembuhan para penderita mental.
2.                Kampanye memberikan informasi-informasi agar orang mau bersikap lebih inteligen dan lebih human atau berperikemanusiaan terhadap para penderita penyakit emosi dan mental.
3.                Memperbanyak riset untuk menyelidiki sebab-musabab timbulnya penyakit mental dan mengembangkan terapi penyembuhannya.
4.                Memperbesar usaha-usaha edukatif dan penerangan guna mencegah timbulnya penyakit mental dan gangguan-gangguan emosi.

William James dan Adolf Meyer, para psikolog besar, sangat terkesan oleh uraian Beers tersebut. Maka akhirnya Adolf Meyer-lah yang menyarankan agar ”Mental Hygiene” dipopulerkan sebagai satu gerakan kemanusiaan yang baru. Dan pada tahun 1908 terbentuklah organisasi Connectitude Society for Mental Hygiene. Lalu pada tahun 1909 berdirilah The National Committee for Mental Hygiene, dimana Beers sendiri duduk di dalamnya hingga akhir hayatnya.

Dimensi Konsep Sehat

Semua orang di dunia berjuang untuk mencapai satu keadaan dimana mereka dikatakan sehat. Lalu sebenarnya apa arti sehat itu sendiri? Pengertian sehat pada umumnya didefinisikan sebagai sesuatu yang berfokus pada jasmaniah, seperti bebas dari penyakit atau tidak cacat dan kurang memperhatikan hal yang bersifat mental.
Konsep sehat itu sendiri yang memang lebih banyak ditemui konsep tentang sakit, ini membuat pemahaman tentang sehat mengalami kerancuan dalam batasan kesehatan sebagai pegangan suatu derajat yang harus dicapai seseorang. Ada perbedaan antara model kesehatan Barat dan Kesehatan Timur. Baratt lebih memandang kesehatan bersifat dualistik yaitu mengibaratkan manusia sebagai mesin yang sangat dipengaruhi oleh dominasi medis. Sedangkan Timur lebih bersifat holistik, yaitu meliahat sehat lebih secara menyeluruh saing berkaitan sehingga berpengaruh pada cara penanganan terhadap penyakit. WHO mendefinisikan kesehatan sebagai: “… keadaan (status) sehat utuh secara fisik, mental (rohani) dan sosial, dan bukan hanya suatu keadaan yang bebas dari penyakit, cacat dan kelemahan … “ (Smet, 1994).
Sehat dapat dikatakan, sutatu kondisi normal (baik) secara fisik , emosi (EQ), intelektual (IQ)l, spritual (SQ) dan sosial. Dari pernyataan diatas sudah bisa didapat tentang dimensi sehat, berikut pemahamannya:

1.      Fisik
Dikatakan sehat bila secara fisiologis (fisik) terlihat normal tidak cacat, tidak mudah sakit, tidak kekurangan sesuatu apapun
2.      Emosi
Orang yang sehat secara emosi dapat terlihat dari kestabilan dan kemampuannya mengontrol dan mengekspresikan perasaan (marah, sedih atau senang) secara tidak berlebihan. Mampu mendidiplikan diri.
3.      Intelektual
Dikatakan sehat  secara intelektual yaitu jika seseorang memiliki kecerdasan dalam kategori yang baik mampu melihat realitas. Memilki nalar yang baik dalam memecahkan masalah atau mengambil keputusan.
4.      Spiritual
Sementara orang yang sehat secara spiritual adalah mereka yang memiliki suatu kondisi ketenangan jiwa dengan id mereka Secara rohani dianggap sehat karena pikirannya jernih tidak melakukan atau bertindak hal-hal yang diluar batas kewajaran sehingga bisa berpikir rasional
5.      Sosial
Sehat secara sosial dapat dikatakan mereka yang bisa berinteraksi dan berhubungan baik dengan sekitarnya.mampu untuk bekerja sama

Contoh Kasus
·         Contoh kasus sehat :
Dimana ada seorang atlet yang senang berolahraga , selalu menjaga kesehatannya , dan menjaga asupan makanannya , maka akan jauh dari yang namanya penyakit / di segani banyak orang.

·         Contoh Kasus Sakit : 
Jika seseorang mengalami penyakit yang masih ringan , seperti : pusing , batuk , pilek , masuk angin, apabila si penderita tidak menggangu aktivitasnya , maka itu belom di sebut orang itu sakit.

Selasa, 17 Maret 2015

Konsep Sehat Behaviorisme menurut J.B Watson

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Konsep Sehat adalah Keadaan berprilaku yang baik atau sejahtera dari badan, jiwa, dan sosial yang memungkinkan setiap orang hidup beraktifitas dan berproduktif secara sosial dan ekonomis dalam lingkungan dan kehidupan sehari-hari. Seseorang harus peduli pada keadaan dirinya mulai dari pengetahuan kesehatannya.
Aliran behaviorisme memperlakukan manusia sebagai mesin, yaitu di dalam suatu system kompleks yang bertigkah laku menurut cara-cara yang sesuai dengan hukum. Dalam pandangan kaum behavioris, individu digambarkan sebagai suatu organisme yang bersifat baik, teratur, dan ditentukan sebelumnya, dengan banyak spontanitas, kegembiraan hidup, berkreativitas, seperti alat pengatur panas.
Jika manusia tidak mempunyai konsep sehat yang baik sesuai dengan kebutuhan dirinya tentu saja keadaan manusia tersebut penuh dengan aura negatif. Aliran Behaviorisme ini sangat berpengaruh dalam kehidupan sehari-hari dan konsep sehat itu sendiri.

B. Tujuan Penulisan
Tujuan penulisan makalah ini adalah untuk menuntaskan tugas mata kuliah Kesehatan Mental. Selain itu, penulis berharap agar tulisan ini dapat menjadi tulisan yang bermanfaat dan menjadi referensi bagi semua orang yang membacanya.

C. Rumusan Masalah
Dari latar belakang diatas maka dalam makalah ini akan dibahas tentang:
1. Definisi konsep sehat dan aliran behaviorisme
2. Tokoh aliran Behaviorisme

3. Hubungan konsep sehat dengan aliran behaviorisme

BAB II
PEMBAHASAN

A. Definisi Konsep Sehat


Keadaan berprilaku yang baik atau sejahtera dari badan, jiwa, dan sosial yang memungkinkan setiap orang hidup beraktifitas dan berproduktif secara sosial dan ekonomis dalam lingkungan dan kehidupan sehari-hari. Seseorang harus peduli pada keadaan dirinya mulai dari pengetahuan kesehatannya.
Seseorang harus mengetahui bagaimana memelihara kesehatannya, seperti pengetahuan tentang
penyakit menular, pengetahuan tentang faktor-faktor yang terkait kesehatan, dan apa saja yang memengaruhi kesehatan, pengetahuan tentang fasilitas pelayanan kesehatan, dan pengetahuan untuk menghindari kecelakaan. Setiap orang juga diharapkan dapat memelihara kesehatan dan faktor-faktor lain yang terkait dalam kesehatan.

B. Definisi Teori Behaviorisme
Behavioristik adalah sebuah teori yang di cetuskan oleh Gage dan Berliner tentang perubahan tingkah laku sebagai hasil dari pengalaman. Behaviorisme juga disebut psikologi S – R (stimulus dan respon). Behaviorisme menolak bahwa pikiran merupakan subjek psikologi dan bersikeras bahwa psokologi memiliki batas pada studi tentang perilaku dari kegiatan-kegiatan manusia dan binatang yang dapat diamati. Tokoh utama aliran ini ialah J.B. Watson.
Teori behavioristik adalah proses belajar serta peranan lingkungan yang merupakan kondisi langsung belajar dalam menjelaskan perilaku dan semua bentuk tingkah laku manusia. Pavlov, Skinner, dan Watson dalam berbagai eksperimen mencoba menunjukkan betapa besarnya pengaruh lingkungan terhadap tingkah laku. Semua tingkah laku termasuk tingkah laku yang tidak dikehendaki, menurut mereka, diperoleh melalui belajar dari lingkungan. Behaviorisme merupakan aliran revolusioner, kuat dan berpengaruh, serta memiliki akar sejarah yang cukup dalam. Behaviorisme lahir sebagai reaksi terhadap introspeksionisme (yang menganalisis jiwa manusia berdasarkan laporan-laporan subjektif) dan juga psikoanalisis (yang berbicara tentang alam bawah sadar yang tidak tampak).
Munculnya perilaku akan semakin kuat bila diberikan penguatan dan akan menghilang bila dikenai hukuman. Belajar merupakan akibat adanya interaksi antara stimulus dan respon . seorang dianggap telah belajar sesuatu jika dia dapat menunjukkan perubahan perilakunya. Menurut teori ini dalam belajar yang penting adalah input yang berupa stimulus dan output yang berupa respon.
Stimulus adalah apa saja yang diberikan guru kepada pebelajar, sedangkan respon berupa reaksi atau tanggapan pebelajar terhadap stimulus yang diberikan oleh guru tersebut. Proses yang terjadi antara stimulus dan respon tidak penting untuk diperhatikan karena tidak dapat diamati dan tidak dapat diukur. Yang dapat diamati adalah simulus dan respon, oleh karena itu apa yang diberikan oleh guru (stimulus) dan apa yang diterima oleh pelajar (respon) harus dapat diamati dan diukur.
Teori ini mengutamakan pengukuran, sebab pengukuran merupakan suatu hal penting untuk melihat terjadi atau tidaknya perubahan tingkah laku tersebut.Faktor lain yang dianggap penting oleh aliran behavioristik adalah faktor penguatan (reinforcement). Bial penguatan ditambahkan (positive reinforcement) maka respon akan semakin kuat. Begitu pula bila respon dikurangi/dihilangkan (negative reinforcement) maka respon juga semakin kuat. Watson membuat prediksi dan pengendalian terhadap perilaku dan sedikitpun tidak ada kaitannya dengan kesadaran.
Teori behaviorisme hanya menganalisis perilaku yang tampak pada diri seseorang yang dapat diukur, dilukiskan, dan diramalkan. Behaviorisme memandang pula bahwa ketika dilahirkan, pada dasarnya manusia tidak membawa bakat apa-apa. Manusia akan berkembang berdasarkan stimulus yang diterimanya dari lingkungan sekitar. Lingkungan yang buruk akan menghasilkan manusia yang buruk, lingkungan yang baik akan menghasilkan manusia yang baik. Watson juga dengan tegas menolak pengaruh naluri (instinct) dan kesadaran terhadap perilaku. Jadi semua perilaku dipelajari menurut hubungan stimulus – respons.
Tokoh-tokoh aliran behavioristik di antaranya adalah Thorndike, Watson, Clark Hull, Edwin Guthrie, Skinner. Terdapat 3 Prinsip dalam aliran behaviorisme:
1)      Menekankan respon terkondisi sebagai elemen atau pembangun pelaku. Kondisi adalah lingkungan external yang hadir di kehidupan. Perilaku muncul sebagai respons dari kondisi yang mengelilingi manusian dan hewan.
2)      Perilaku adalah dipelajari sebagai konsekuensi dari pengaruh lingkungan maka sesungguhnya perilaku terbentuk karena dipelajari. Lingkungan terdiri dari pengalaman baik masa lalu dan yang baru saja, materi fisik dan sosial. Lingkungan yang akan memberikan contoh dan individu akan belajar dari semua itu.
3)      Memusatkan pada perilaku hewan. Manusia dan hewan sama, jadi mempelajari perilaku hewan dapat digunakan untuk menjelaskan perilaku manusia.

D. Biografi John B. Watson



John Broadus Watson (lahir di Greenvile 9 Januari 1878; meninggal 25 September 1958) adalah seorang ahli psikologi (psikolog)Amerika Serikat. Watson mempromosikan sebuah perubahan psikologi melalui karyanya Psychology as the Behaviorist Views it(pandangan perilaku psikologi), yang ia dedikasikan kepada Universitas Kolumbia pada tahun 1913. Ia menjelaskan bahwa tingkah laku seseorang dapat dijelaskan atas dasar reaksi fisiologik terhadap suatu rangsangan atau stimulus. Aliran ini tidak menerima paham tentang alam sadar dan alam bawah sadar pada kegiatan mental manusia. Watson adalah guru besar dan direktur laboratorium psikologi Universitas Johns Hopkins (tahun 1908-1920). Dalam karyanya ini Watson menetapkan dasar konsep utama dari aliran behaviorisme:
1)      Psikologi adalah cabang eksperimental dari natural science. Posisinya setara dengan ilmu kimia dan fisika sehingga introspeksi tidak punya tempat di dalamnya.
2)      Sejauh ini psikologi gagal dalam usahanya membuktikan jati diri sebagai natural science. Salah satu halangannya adalah keputusan untuk menjadikan bidang kesadaran sebagai obyek psikologi. Oleh karenanya kesadaran/mind harus dihapus dari ruang lingkup psikologi.
3)      Obyek studi psikologi yang sebenarnya adalah perilaku nyata.
Berdasarkan penelitiannya pada tingkah laku bayi, Watson berpendapat bahwa pada bayi dan anak yang sangat muda terdapat tiga reaksi yang tak perlu dipelajarinya terlebih dahulu, yaitu terkait rasa takut, kasih sayang, dan amarah. Di antara buku karangannya yang terkenal adalah, Psichology from the standpoint of a bevaiorist tahun 1919 dan Psychological care of infant and child tahun 1928.
Pada usia 22 tahun, 20 Juli 1900, Watson sudah menuliskan karya psikologinya, mengusulkannya pada presiden Universitas Chicago saat itu, william Raney Harper, setahun sebelum ia lulus dari Universitas Furman, sebuah sekolah milik yayasan Baptis dekat dengan kota kelahirannya, Greenville. Tercatat bahwa Watson merupakan pemuda penuh antusias dalam pengetahuan, namun miskin. Ibunya seorang peminum. Dalam kondisi itu ia pernah menulis pernyataannya kepada Harper, "Sekarang aku tahu, bahwa aku tidak akan pernah sampai pada sebuah universitas, kecuali aku telah dipersiapkan lebih baik di "universitas sebenarnya" (hidup yang menempanya).

D. Konsep/Kepribadian Sehat menurut Teori Behaviorisme J.B Watson


Kepribadian sehat behavioristik :
1)      Manusia adalah makhluk perespon, lingkungan mengontrol perilaku
2)      Manusia tidak memiliki sikap diri sendiri
3)      Mementingkan faktor lingkungan
4)      Menekankan pada faktor bagian
5)      Menekankan pada tingkah laku yang nampak dengan mempergunakan metode obyektif.
6)      Sifatnya mekanis mementingkan masa lalu
Aliran ini menganggap manusia yang memberikan respons positif yang berasal dari luar. Dalam aliran ini manusia dianggap tidak memiliki sikap diri sendiri. Dan ciri-cirinya yaitu : tersusun baik, teratur dan ditentukan sebelumnya, dengan banyak spontanitas, kegembiraan hidup dan krativitas. Jadi, manusia dilihat oleh para behavioris sebagai orang-orang yang memberikan respons secara pasif terhadap stimulus-stimulus dari luar dan manusia di anggap tidak memiliki diri sendiri.
Prinsip dasar behaviorisme:
1)      Perilaku nyata dan terukur memiliki makna tersendiri, bukan sebagai perwujudan dari jiwa atau mental yang abstrak
2)      Aspek mental dari kesadaran yang tidak memiliki bentuk fisik adalah pseudo problem untuk sciene, harus dihindari.
3)      Penganjur utama adalah Watson : overt, observable behavior, adalah satu-satunya subyek yang sah dari ilmu psikologi yang benar.
4)      Dalam perkembangannya, pandangan Watson yang ekstrem ini dikembangkan lagi oleh para behaviorist dengan memperluas ruang lingkup studi behaviorisme dan akhirnya pandangan behaviorisme juga menjadi tidak seekstrem Watson, dengan mengikutsertakan faktor-faktor internal juga, meskipun fokus pada overt behavior tetap terjadi.
5)      Aliran behaviorisme juga menyumbangkan metodenya yang terkontrol dan bersifat positivistik dalam perkembangan ilmu psikologi.
Behavioristik di pengaruhi oleh stimulus-respon. Maksudnya adalah pengetahuan yang terbentuk melalui ikatan stimulus-respon akan semakin kuat bila diberi penguatan. Penguatan tersebut terbagi atas penguatan positif dan penguatan negatif.
Penguatan positif sebagai stimulus, dapat meningkatkan terjadinya pengulangan tingkah laku itu. Sedangkan penguatan negatif dapat mengakibatkan perilaku berkurang atau menghilang. Baik behaviorisme maupun psikolanalisis tidak berbicara mengenai potensi kita untuk bertumbuh, keinginan kita untuk menjadi lebih baik atau lebih banyak dari yang ada.

E. Contoh Kasus Konsep Sehat menurut J.B Watson
Apakah anda termasuk tipe orang tua yang overprotective terhadap anaknya? Jika ya, sebaiknya anda mulai mengubah sikap tersebut. Hal ini karena pola asuh yang terlalu protektif atau mengekang dapat menyebabkan rasa cemas berlebihan pada si anak. Anak yang tidak berhasil memenuhi tuntutan orang tuanya akan berisiko mengalami gangguan OCD (Obsessive Compulsive Disorder).
Sebagai contoh kasus nyata yang dialami oleh seorang remaja berusia 16 tahun di Surabaya. Remaja ini diketahui mengalami gangguan tersebut (OCD), yang kemudian dibawa ibunya ke poliklinik RSUD dr Soetomo Surabaya untuk diperiksakan kondisi psikologisnya.
Adapun keluhannya meliputi sering mencabuti rambut hingga kepala botak, menggigit kuku hingga jarinya terluka, serta sering mencuci tangannya setelah menyentuh benda atau bersalaman dengan orang lain. Dokter Yunias Setiawati SpKJ yang menangani pasien tersebut menyebutkan jika keluhan pasien akan bertambah ketika menghadapi suatu masalah. Misalnya adalah ketika pasien sedang menghadapi berbagai tugas berat di sekolah. Hal ini membuat keluhannya semakin bertambah, bahkan remaja tersebut mandi berulang kali dalam sehari dan susah untuk tidur.
Pasien tersebut sebenarnya menyadari jika perilakunya tidak wajar, namun dia tidak bisa menghentikannya. Rasa cemas yang dialami pasien tersebut akan mereda setelah mencuci tangan dan mencabut rambutnya. Oleh karena itu, pasien ini datang ke dokter Yunias untuk meminta bantuan dalam menghentikan kebiasaannya tersebut. Yunias pun melakukan wawancara secara mendalam kepada pasien tersebut dan ibunya. Setelah diwawancara, diketahui fakta bahwa ibunya adalah orang yang sangat teliti dan pembersih. Ibunya juga sering melarangnya untuk bermain yang kotor-kotor. Di sisi lain, ayahnya adalah sosok pekerja keras, di mana semua pekerjaannya harus selesai dengan sempurna dan tepat waktu. Ayahnya juga sering memarahi pasien bila nilai pelajarannya buruk dan tidak sesuai harapan. Yunias mengatakan bahwa itu hanya salah satu contoh dari sekian banyak kasus pasien yang mengalami OCD.
Salah satu hal yang melatarbelakangi seseorang mengalami OCD adalah terlalu protektifnya pola asuh orang tua, seperti selalu mengatur anak, perfeksionis, dan pembersih. Pola asuh semacam ini dapat menimbulkan kecemasan pada anak. Tuntutan yang berlebihan dapat menyebabkan kegagalan pada anak untuk memenuhi harapan atau ekspektasi orang tua, sehingga pada akhirnya menimbulkan gangguan tersebut.

BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan

Orang yang sehat mentalnya adalah terwujudnya keharmonisan dalam fungsi fisik, jiwa dan sosial serta tercapainya kemampuan untuk menghadapi permasalahan sehari-hari, sehingga merasakan kebahagiaan dan kepuasan dalam dirinya. Seseorang dikatakan memiliki mental yang sehat, bila ia terhindar dari gejala penyakit jiwa dan memanfatkan potensi yang dimilikinya untuk menyelaraskan fungsi jiwa dalam dirinya.

B. Saran
Manusia perlu mengambil kebijakan-kebijakan terhadap lingkungan sebagai usaha untuk memperoleh efisiensi pemanfaatan sumber alam dan lingkungan. Kita sebagai manusia wajib menyadari bahwa kita saling terkait dengan lingkungan yang mengitari kita, selain untuk kesehatan tubuh lingkungan juga dapat menjadi sarana belajar seseorang untuk menjadi lebih baik atau menjadi lebih buruk. Perilaku yang kita lihat sehari-hari di sekitar kita dapat mengubah perilaku yang sudah ada dalam diri kita sendiri.
Kemampuan kita untuk menyadari hal tersebut akan menentukan bagaimana hubungan kita sebagai manusia dan lingkungan kita. Hal ini memerlukan pembiasaan diri yang dapat membuat kita menyadari hubungan manusia dengan lingkungan. Jadi untuk mempunyai konsep sehat yang baik, alangkah baiknya jika kita dapat menyaring pengalaman-pengalaman yang telah kita lihat disekitar lingkungan kita untuk diaplikasikan ke dalam diri kita sendiri.


DAFTAR PUSTAKA

Basuki, Heru. (2008). Psikologi Umum. Jakarta: Universitas Gunadarma.
Schultz, Duane. 1991. Psikologi Pertumbuhan Model-model Kepribadian Sehat.