Rabu, 29 Oktober 2014

Dampak Positif dan Negatif Penggunaan Internet


A. Pengertian Media Internet 
Dari segi ilmu pengetahuan, internet merupakan sebuah perpustakaan besar yang didalamnya terdapat jutaan (bahkan miliaran) informasi atau data berupa teks, grafik, audio, atau animasi, bahkan dalam bentuk media elektronik.  Brace (1997) dalam Hujair AH. Sanaky (2009 : 190),  menganggap internet suatu kesepakatan karena untuk dapat saling berhubungan dan berkomunikasi setiap komputer harus menggunakan protokol standar yaitu TCP/IP  (Transmission Control Protocol/Internet Protocol) yang disepakati bersama. Komunikasi antar komputer yang menggunakan TCP/IP hanya dapat dilakukan setelah adanya kesepakatan tentang penggunaan standar komunikasi pengiriman dan penerimaan yang dilakukan oleh kedua belah pihak. Komunikasi yang dilakukan tanpa adanya kesepakatan tidak dapat dijalankan walaupun komputer seseorang telah terhubung dengan jaringan internet. Dampak Positif dan Negatif dari Internet Media internet memiliki banyak manfaat positif, namun internet juga mempunyai beberapa dampak negatif jika tidak digunakan dengan bijaksana.

B. Dampak Positif Penggunaan Internet




Internet telah banyak membantu manusia dalam segala aspek kehidupan sehingga  internet mempunyai andil penuh dalam kehidupan sosial. Dengan adanya internet apapun dapat kita lakukan baik positif maupun negative. Internet sebagai media komunikasi, merupakan fungsi internet yang palingbanyak digunakan dimana setiap pengguna internet dapat berkomunikasi dengan pengguna lainnya di seluruh dunia. Media pertukaran data, dengan menggunakan email, newsgroup, ftp dan www (world wide web – jaringan situs-situs web) para pengguna internet diseluruh dunia dapat saling bertukar informasi dengan cepat dan murah.
Media untuk mencari informasi atau data, perkembangan internet yang pesat, menjadikan www sebagai salah satu sumber informasi yang penting dan akurat. Kemudahan memperoleh informasi yang ada di internet sehinggamanusiatahuapa saja yang terjadi.Bisa digunakan sebagai lahan informasi untuk bidang pendidikan,kebudayaan, dan lain-lain.



Menurut Jamal Ma’mur Asmani (2011 : 188), terdapat beberapa dampak positif dan negatif yang mungkin timbul dari penggunaan media internet antara lain : 
·         Dampak Positif Media Internet, yaitu :
a.       Kemudahan dalam memperoleh informasi,
b.      Internet mendukung transaksi operasi bisnis (e-business),
c.       Konektivitas dan jangkauan global,
d.      Dapat diakses 24 jam, 
e.       Kecepatan dalam mendapatkan informasi dan komunikasi,
f.       Interaksi dengan pengguna di belahan dunia yang lain dapat
g.      dilakukan secara fleksibel dan interaktif,
h.      Sebagai media promosi,  berbagai aktivitas baru dapat dilakukan secara tepat dan efisien.

C. Dampak Negatif Internet



Jaringan internet sangat rentan dengan ancaman virus, Karena siapa saja bisa mengakses sumber-sumber informasi  global, maka terbuka peluang untuk mencuri hasil karya intelektual orang lain, kejahatan penggunaan kartu kredit dan penayangan materi pornografi.
1.      Cybercrime
Adalah kejahatan yang di lakukan seseorang dengan sarana internet di dunia maya yang bersifat:
·         Melintasi batas Negara
·         Perbuatan dilakukan secara illegal
·         Kerugian sangat besar
·         Sulit pembuktian secara hukum bentuk-bentuk cybercrime



2.      Hacking
Usaha memasuki sebuah jaringan dengan maksud mengeksplorasi atupun mencari kelemahan system jaringan.
3.      Cracking
Usaha memasuki secara illegal sebuah jaringan dengan maksud mencuri,mengubah atau menghancurkan file yang di simpan padap jaringan tersebut.
4.      Pornografi
Anggapan yang mengatakan bahwa internet identik dengan pornografi, memang tidak salah. Dengan kemampuan penyampaian informasi yang dimiliki internet, pornografi pun merajalela.Untuk mengantisipasi hal ini, para produsen  browser melengkapi program mereka dengan kemampuan untuk memilih jenis home-pageyang dapat di-akses. Di internet terdapat gambar-gambar pornografi dan kekerasan yang bisa mengakibatkan dorongan kepada seseorang untuk bertindak kriminal.
5.      Violence And Gore
Kekejaman dan kesadisan juga banyak ditampilkan. Karena segi bisnis dan isi padadunia  internet tidak terbatas, maka para pemilik situs menggunakan segala macamcara agar dapat  menjual situs mereka. Salah satunya dengan menampilkan hal-hal yang bersifat tabu.
6.      Penipuan
Hal ini memang  merajalela di bidang manapun. Internet pun tidak luput dariserangan penipu. Cara yang terbaik adalah tidak  mengindahkan hal ini ataumengkonfirmasi informasi yang Anda dapatkan pada penyedia informasi tersebut.
7.      Carding
Karena sifatnya yang  real time (langsung), cara belanja dengan menggunakan Kartu kredit adalah carayang paling banyak digunakan dalam dunia internet. Para penjahat internet pun paling banyak melakukan kejahatan dalam bidang ini. Dengansifat yang terbuka, para penjahat mampu mendeteksi adanya transaksi (yangmenggunakan Kartu Kredit) on-line dan mencatat kode Kartu yang digunakan. Untuk selanjutnya  mereka menggunakan data yang mereka dapatkan untuk kepentingan kejahatan.

D. Jejaring Sosial Terhadap Perkembangan
Jejaring sosial atau jaringan sosial adalah suatu struktur sosial yang dibentuk dari simpulsimpul (umumnya adalah individu atau organisasi) yang diikat dengan satu atau lebih tipe relasi spesifik seperti nilai, visi, ide, teman, keturunan, dan lain sebagainya. Jejaring sosial sebagai struktur sosial yang terdiri dari elemen-elemen individual atau organisasi. Jejaring ini menunjukan jalan dimana mereka berhubungan karena kesamaan sosialitas, mulai dari mereka yang dikenal sehari-hari sampai dengan keluarga. Istilah ini diperkenalkan oleh profesor J.A. Barnes di tahun 1954. Akhir-akhir ini banyak dijumpai pemberitaan di media cetak dan elektronik yang membeitakan tentang penyalahgunaan situs jejaring sosial.
            Beberapa berita yang paling hangat adalah kasus seorang anak remaja laki-laki yang membawa kabur seorang anak remaja perempuan yang dikenal lewat situs jejaring sosial (facebook). Selain itu penyalahgunaan situs jejaring sosial (facebook) juga digunakan sebagai ajang prostitusi di kalangan remaja. Selain kedua hal tersebut, masih banyak lagi masalah-masalah yang ditimbulkan dari situs pertemanan sosial. Keadaan ini sungguh sangat ironis dengan tujuan utama situs jejaring sosial itu dibuat, yakni untuk memperluas hubungan sosial, untuk kebutuhan konsumen atau pemakai, menekankan pada sisi sosial atau eksternal, serta lebih diutamakan sisi emosionalnya (dalam Pengaruh Jejaring Sosial Dalam Masyarakat)
Dampak situs jejaring sosial mungkin lebih banyak dirasakan oleh kalangan remaja, karena sebagian besar pengguna jejaring sosial adalah dari kalangan remaja pada usia sekolah. Karena sangat mudah menjadi anggota dari situs jejaring sosial, maka tidak heran jika banyak orang baik sengaja ataupun hanya coba-coba mendaftarkan dirinya menjadi pengguna situs jejaring sosial tersebut. Tidak butuh waktu lama akan menjadi kebiasaan untuk mengakses dan membuka situs-situs jejaring sosial tersebut, dan berinteraksi secara pasif di dalamnya. Akibatnya pengguna dalam hal ini peserta didik (siswa) bisa lupa waktu karena terlalu asyik dengan kegiatannya di dunia maya tersebut. Yang paling menghawatirkan adalah bahwa  pada era teknologi dan globalisasi seperti sekarang ini, telepon seluler yang dulunya hanya berfungsi sebagai alat penerima dan pemanggil jarak jauh, kini dapat digunakan untuk mengakses internet dan situs jejaring sosial. Jadi siswa tidak perlu lagi ke warnet untuk mengakses situs pertemanan, melainkan dapat mengaksesnya langsung di telepon seluler mereka.
Hal ini semakin menambah banyak kasus penyalahgunaan situs jejaring sosial untuk hal yang tidak sesuai dengan aturan.Tidak hanya siswa, para mahasiswa pun tidak luput dari dampak situs jejaring sosial ini. Sebuah penelitian terbaru dari Aryn Karpinski, peneliti dari Ohio State University, menunjukkan bahwa para mahasiswa pengguna aktif jejaring sosial seperti facebook ternyata mempunyai nilai yang lebih rendah daripada para mahasiswa yang tidak menggunakan situs jejaring sosial facebook. Dari 219 mahasiswa yang diriset oleh Karpinski, 148 mahasiswa pengguna situs facebook ternyata memiliki nilai yang lebih rendah daripada mahasiswa non pengguna. Menurut Karpinski, memang tidak ada korelasi secara langsung antara jejaring sosial seperti  facebook yang menyebabkan nilai para mahasiswa atau pelajar menjadi jeblok. Namun diduga jejaring  sosial telah menyebabkan waktu belajar para siswa atau mahasiswa tersita oleh keasyikan berselancar di situs jejaring sosial tersebut. Para pengguna jejaring sosial mengakui waktu belajar mereka memang telah tersita. Rata-rata para siswa pengguna jejaring sosial kehilangan waktu antara 1 – 5 jam sampai 11 – 15 jam waktu belajarnya per minggu untuk bermain jejaring sosial di internet. (dalam www.pengaruh facebook.com).
Prestasi belajar dalam hal ini nilai siwa menurun akibat terlalu sering membuka situs jejaring sosial di internet.  Hal ini mungkin karena motivasi belajar siswa tersebut juga menjadi berkurang karena lebih mementingkan jejaring sosialnya daripada prestasi belajarnya sendiri. Motivasi sangat memegang pengaruh yang penting terhadap siswa, karena dengan motivasi siswa tersebut dapat menyadari betapa pentingnya belajar untuk kehidupan yang akan datang. Motivasi juga berpengaruh terhadap pencapaian cita-cita siswa yang mungkin telah tertanam sejak siswa itu memiliki cita-cita. Untuk itulah motivasi belajar siswa perlu dipertahankan dan jangan sampai  motivasi tersebut menurun akibat dari penggunaan sius jejaring sosial yang semakin menghawatirkan.


Daftar Pustaka

Djamaludin, Ancok.2008. Psikologi dan Tantangan Millenium ke Tiga.Psikologi dan Tantangan Millenium ke Tiga: Dampak Teknologi Internet Pada Kehidupan Manusia dan Pengelolaan Institusi Pendidikan Psikologi.

Ekasari, P, Dharmawan, A. H. (2012). Dampak sosial-ekonomi masuknya pengaruh internet dalam kehidupan remaja di pedesaan. Sodality: Jurnal Sosiologi Pedesaan, 6, 57-71.
diakses dari :

Chaerah, Nur. 2011. Dampak Negatif dan Positif Internet di Kalangan Masyarakat. Fakultas Pendidikan Teknik Elektro Pendidikan Teknik Informatika dan Komputer Universitas Negeri Makassar

Surya, Yuyun W.I. 2002. Pola Konsumsi dan Pengaruh Internet sebagai Media Komunikasi Interaktif  pada Remaja (Studi Analisis Persepsi pada Remaja di Kotamadya Surabaya). Surabaya: Lembaga Penelitian Universitas Airlangga.

Indra A, Noor. Pemanfaatan Internet Sehat Sebgai Sumber Belajar pada Program Pendidikan Kesetaraan di Sanggar Kegiatan Belajar Kota Semarang. Balitbang SDM Kominfo

Internet Addiction


A. Definisi Kecanduan Internet ( Internet Addiction Disorder: IAD)




Internet addiction merupakan fenomena yang mencemaskan dan menarik perhatian Internet telah membuat remaja kecanduan, karena menawarkan berbagai informasi, rmainan, dan hiburan. Hal ini ditandai rasa senang dengan internet, durasi penggunaan internet terus meningkat, menjadi cemas dan bosan ketika harus melalui beberapa hari tanpa internet.  Pecandu internet tidak dapat menghentikan keinginan untuk online sehingga kehilangan kontrol dari penggunaan internet dan kehidupannya.

Mengacu pada penggunaan Internet yang bermasalah, termasuk beragam aspek dari teknologi internet yang berkaitan, seperti email dan World Wide Web. Perlu dicatat bahwa kecanduan internet belum tercantum dalam buku pegangan profesional kesehatan mental yaitu Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorders: edisi keempat (2000).

Kecanduan internet telah diakui secaraformal sebagai gangguan oleh American Psychological Association. Meskipun kecanduan internet telah mempengaruhi banyak orang, para ahli masih memperdebatkan mengenai terminologi yang tepat untuk gejala tersebut. Namun demikian, dalam 1 dekade terakhir konsep tentang kecanduan internet telah semakin luas diterima sebagai gangguan klinis yang acapkali memerlukan perawatan (treatment) khusus. Para peneliti masih belum sepakat tentang apakah kecanduan internet merupakangangguan pada dirinya sendiri atau merupakan symptom dari gangguan yang lain.

Ada juga yang memperdebatkan apakah kecanduan internet harus dikategorikan sebagai gangguan impuls atau gangguan kompulsif-obsesif (obsessive compulsive disorder) dan bukannya kecanduan biasa.Salah satu gejala (symptom) kecanduan Internet adalah penggunaan waktu yangberlebihan untuk Internet. Seseorang mungkin mengalami kesulitan untuk mengurangiakses terhadap Internet bahkan jika ia diancam sanksi mendapat nilai yang buruk disekolah atau dikeluarkan dari pekerjaannya. Ada beberapa kasus telah dilaporkan tentang para mahasiswa yang menolak untuk tidak mengakses Internet agar bisa mengikut ikuliah. Gejala-gejala kecanduan lain meliputi antara lain kurang tidur, kelelahan, nilai-nilai yang memburuk, kinerja yang buruk di tempat kerja, apatisme dll. Ada juga kemungkinan berkurangnya investasi untuk hubungan sosial dan aktivitas. Seseorang mungkin berbohong tentang berapa banyak waktu yang digunakannya untuk online ataumenyangkal bahwa mereka memiliki masalah. Mereka mungkin menjadi sering marah(irritable) saat tidak online, atau marah kepada siapapun yang menanyakan waktu  mereka di Internet.
 Tanda-tanda dan symptom dari kecanduan Internet berbeda-beda untuk tiap orang. Sebagai contoh, tidak ada kriteria sekian jam perhari atau berapa pesan sehari yang mengindikasikan seseorang telah kecanduan Internet. Namun berikut ini dapat diberikan tanda-tanda peringatan bahwa penggunaan Internet Anda atau anak-anak Anda mungkin telah menjadi suatu masalah:

a.               Tidak dapat melacak waktu yang digunakan untuk online.
b.              Memiliki masalah untuk menyelesaikan tugas-tugas pekerjaan atau di rumah.
c.               Terisolasi dari keluarga dan teman-teman.
d.      Merasa bersalah atau defensif terhadap penggunaan Internet.
e.               Merasa semacam euphoria jika sedang terlibat dalam aktivitas Internet.


Berdasarkan hasil analisis data penelitian, yaitu adanya hubungan positif faktor neuroticism, openness to experience dan agreeableness terhadap kecanduan internet pada mahasiswa dan adanya hubungan negatif faktor extraversion dan conscientiousness terhadap kecanduan internet pada mahasiswa. Teknologi berbasis internet ini, sangat disukai oleh individu neurotic. Kepribadian neurotic ditandai dengan kecenderungan untuk merasa mudah kecewa, marah, depresi sehingga seringkali mengganggu keharmonisan hubungan individu dengan orang lain. Dengan adanya media internet, individu tidak perlu berhadapanlangsung  (face to face) dengan orang lain saat berkomunikasi, mereka dapat menyembunyikan posisi sosial dan emosionalnya di hadapan orang lain. Individu cenderung menggunakan media internet untuk melarikan diri dari masalah yang dihadapi, individu neurotic menemukan kepuasan dalam hidupnya ketika mengakses internet.
Penelitian yang dilakukan oleh Loytsker & Alello (Young & Rodgers, 1998b), didapatkan hasil bahwa individu yang mengalami kecemasan sosial, mudah bosan dan kesepian memiliki kecenderungan kecenderungan yang lebih besar untuk mengalami kecanduan pada internet. Dimensi berikutnya yang terkait dengan  kecanduan internet adalah openness to experience. Kepribadian openness to experience menilai usahanya secara proaktif dan penghargaan terhadap pengalaman demi kepentingannya sendiri. Kepribadian ini menilai bagaimana ia menggali sesuatu yang baru dan tidak biasa (Costa & McCrae 1985;1990;1992 dalam Pervin & John, 2001).
Dalam penelitian yang dilakukan oleh Ramdhani (2008) mengenai penggunaan e-mail dengan kepribadian openness to experience, dimana diperoleh hasil bahwa ada hubungan antara kepribadian openness to experience dengan penggunaan e-mail. Orang yang terbuka mempunyai rasa ingin tahu yang besar dan mempunyai sudut pandang konvensional sehingga bagi individu openness to experience penggunaan e-mail menantang mereka untuk dapat  melakukan sesuatu yang selama ini belum dilakukan dalam rangka meningkatkan kemampuan dirinya. Kepribadian agreeableness juga merupakan salah satu kepribadian yang terkait dengan kecanduan terhadap internet. Individu yang memiliki tingkat agreeableness  mempunyai sedikit permasalahan pada hubungan interpersonalnya, dimana ketika sedang menghadapi suatu konflik,  self esteem mereka akan menurun. Selain itu, menghindar dari usaha langsung untuk memutuskan konflik dengan orang lain. Individu yang kecanduan internet memiliki permasalahan hubungan dengan individu lain, dimana mereka akan lebih memilih untuk melarikan diri dari permasalahan yang sedang mereka hadapi dibandingkan harus menyelesaikan masalah tersebut. Individu yang mempunyai sifat seperti ini menyukai komunikasi melalui internet karena meraka dapat menemukan ideologi yang radikal atau mendiskusikan hal-hal yang dianggap tabu (Young & Rodgers, 1998b)
Penelitian yang dilakukan oleh Niemz et al (2005) menunjukkan hasil bahwa siswa yang mengalami gangguan penggunaan internet memiliki harga diri yang rendah dan secara sosial individu tidak merasa kurang ketika mereka sedang online. Beralihnya individu pada aktivitas internet karena ia merasa mendapatkan teman yang menerima dan tidak menolak sifat atau karakteristik kepribadian yang ia miliki. Individu merasa bahwa aktivitas internet tersebut, dapat memberikan suatu informasi yang ia butuhkan. Dengan online individu menemukan perasaan yang menyenangkan, seperti bergairah, gembira, berdebar, bebas, atraktif, merasa didukung dan dibutuhkan. Perasaan ini merupakan penguat suatu individu mengalami kecanduan internet. Sebaliknya ketika offline individu mendapatkan perasaan yang tidak menyenangkan seperti cemas, dihalangi, frustasi dan sedih (Young, 1999).
Hasil kategorisasi pada nilai masing-masing skala menunjukkan bahwa kecanduan  internet mahasiswa berada pada kategori rendah. Berbeda halnya dengan hasil kategorisasi skala masing-masing dimensi kepribadian big five. Dimana dimensi neuroticism berada pada kategori sedang, dan dimensi extroversion, openness to experience, agreeableness dan conscientiousness yang berada pada kategori tinggi. Rendahnya tingkat kecanduan internet di Indonesia, dapat disebabkan oleh penggunaan  internet dan warnet yang masih kurang khususnya di daerah-daerah. Sejauh ini, hanya kalangan terpelajar dan masyarakat perkotaan yang mengenal internet. Sementara itu, bagi kebanyakan masyarakat Indonesia yang tersebar diberbagai daerah hingga ke pelosok desa, internet bisa jadi masih terlalu asing dimata mereka.
Tidak semua kasus kecanduan internet diakibatkan oleh big five personality, ada banyak faktor yang juga ikut memberikan sumbangan terhadap perilaku kecanduan internet, seperti faktor internal, yang terdiri dari gender maupun keterampilan komunikasi yang dilakukan oleh individu sehingga individu merasa nyaman ketika berinteraksi dengan individu lain.  Selain faktor internal di atas, adanya faktor eksternal yang juga ikut berperan dalam pembentukan pola perilaku kecanduan internet ini antara lain faktor keluarga, yaitu bagaimana hubungan dan dukungan dari keluarganya, faktor-faktor sosial di lingkungan sekeliling yang berkaitan dengan penerimaan dan penolakan dari masyarakat serta faktor budaya dimana individu dituntut untuk mengikuti kemajuan teknologi yang terus berkembang sehingga mengakibatkan sesorang menjadi pecandu internet.

B. Macam-macam Kecanduan Internet
Kecanduan internet,  yang juga disebut kecanduan komputer, kecanduan online,penggunaan internet yang patologis (Pathological Internet Use: PIU),  iDisorder, atau gangguan kecanduan internet (Internet Addiction Disorder: IAD) yang mencakup sejumlah problem kontrol impuls seperti:

a.               Kecanduan cybersex (Cybersex Addiction):
Internet pornography, adult chat rooms, adult fantasy role-play.
b.              Kecanduan hubungan-cyber (Cyber-Relationship Addiction)
Kecanduan jejaring sosial, chat, text (sms) atau email.
c.               Net Compulsions
Game online, judi online, permainan saham online, atau lelang online seperti eBay yang seringkali membawa konsekuensi masalah finansial ataumasalah pekerjaan.
d.             Kelebihan Informasi ( Information Overload)
Selancar online atau pencarian data base secara kompulsife.

Kecanduan Komputer adalah memainkan permainan komputer secara obsesif, seperti Solitaire atau Minesweeper, atau pemrogramn komputer secara obsesif. Yang paling umum dari kecanduan Internet ini adalah cybersex,  judi online,  kecan dan hubungan-cyber.

C. Penyebab Utama Kecanduan Internet
Tidak seorangpun yang tahu apa sebenarnya yang menyebabkan seseorang kecanduanInternet, namun ada beberapa faktor yang telah diusulkan untuk menjelaskan kecanduanInternet. Salah satu teori berhubungan dengan potensi mengubah mood (mood-altering potential dari perilaku-perilaku yang berkaitan dengan kecanduan proses. Sama seperti seseorang yang mengalami kecanduan belanja merasakan dorongan (rush) atau perubahan mood yang menyenangkan dari tindakan-tindakan yang berhubungan dengan belanja, demikian pula seseorang yang kecanduan internet mungkin merasakan dorongan yang sama untuk menghidupkan komputer dan mengunjungi situs-situs favorit mereka. Dengan kata lain, para peneliti berpikir bahwa terdapat perubahan-perubahan kimiawi yang terjadi dalam tubuh saat seseorang terlibat dalam perilaku kecanduan. Lebih lanjut dari sudut pandang biologis, mungkin terdapat kombinasi dari gen-gen yang membuatseseorang lebih rentan terhadap  perilaku kecanduan, mirip dengan para peneliti yang telah menemukan gen-gen yang mempengaruhi kerentanan seseorang terhadap alkohol. Teori-teori lainnya berupaya menjelaskan kecanduan tersebut dengan penjelasan perilaku, psikodinamik dan  kepribadian, sosiokultural atau biomedikal (Ferris).

D. Menolong Anak dan Remaja yang Kecanduan Internet
Jika Anda membatasi penggunaan Internet secara keras bagi anak-anak Anda, maka mereka mungkin akanmemberontak atau pergi ke tempat lain. Tapi Anda perlu memantau penggunaankomputer dan smartphone, mengawasi aktivitas online dan memberikan pertolongan jikaanak-anak Anda memerlukan. Jika anak-anak Anda menunjukkan tanda-tanda kecanduan Internet, ada beberapahal yang bisa Anda lakukan untuk menolong:
a.               Doronglah minat-minat lainnya dan aktivitas sosial
b.              Pantaulah penggunaan komputer dan tetapkan batasan yang jelas
c.               Gunakan apps untuk membatasi penggunaan smartphone oleh anak-anak Anda
d.             Bicarakanlah dengan anak-anak Anda tentang masalah-masalah yang bisa munculakibat kecanduan Internet
e.       Carilah pertolongan: mungkin dari pelatih olahraga, dokter, sahabatkeluarga/tetangga, konselor atau psikolog.

Daftar Pustaka

Ningtyas, Sari. 2010. Hubungan Self Control dan Internet Addiction pada Mahasiswa. Universitas Negeri Jakarta. Vol. 2 No. 2 Hal 3-5

Putra, Kevin. 2009. Big Five Personality dengan Kecanduan Internet. Fakultas Psikologi dan Sosial Budaya Universitas Islam Indonesia : Jurnal Psikologi Vol. 24 No. 3 Hal 30-45

Christianto, Victor. 2014. Kecanduan Internet dan Terapi Kognitif Perilaku: Sebuah Tinjauan Ringkas (Internet Addiction Disorder and Cognitive Behavioral Therapy). Sekolah Tinggi Teologi Satya Bhakti Malang. Vol. 27 No. 6 Hal. 8-9

Hasibuan, Adlin. 2014. Sistem Pakar Diagnosa Kecanduan Menggunakan Internet (Internet Addiction) Menggunakan Metode Certainty Factor. Pelita Informatika Budi Dharma. Volume 6 nomor 3. Hal 143-147

KOC, Mustafa. 2011. Internet Addiction and Psychopatology. TOJET. Volume 10 issue 1. Page 143-148

Widiana, H.S., Retnowati, S., Hidyat, R., Kontrol Diri dan Kecenderungan Kecanduan Internet. Indonesian Psychologycal Journal Vol.1 No. 1. Hal 6-16

Soetjipto, H.P. Pengujian Validitas Konstruk Kriteria Kecanduan Internet. Fakultas Psikologi Universitas Gadjah Mada : Jurnal Psikologi Volume 32, No. 2, Hal 74-91

Psiko Terapi Via Internet


Pemanfaatan wahana internet untuk intervensi terapetik sebelumnya lebih umum dikenal sebagai layanan konseling melalui internet pada profesi konselor dan atau psikolog. Karena terdapat beberapa terminologi yang biasa digunakan untuk menyebut intervensi terapetik berbasisi web ini antara lain konseling melalui internet: ce-therapy, terapi online, cyber counseling,ecounseling, web-counseling, konseling melalui media komputer, atau konseling jarak jauh. 

Wahana ini cukup mendapat perhatian dari para praktisi kesehatan mental sebagai cara dalammemberikan layanan kesehatan mental. Mahasiswa di universitas dan para siswasekolah menengah atas yang memililiki keterbatasan keuangan dan waktu,seringkali merasa tidak nyaman untuk melakukan pertemuan secara langsung bertatap muka dengan seseorang ahli, ketidaknyamanan ini terjadi dikarenakan situasi pertemuan profesional tersebut bersifat klinis. Karena itulah kelompok ini merupakan sub-populasi yang bisa menerima dan memiliki ketertarikan untuk menggunakan bentuk layanan e-terapi.

Self-help web-based therapeutic intervention: Merupakan salah satu dari beberapa bentuk layanan intervensi konseling berbasis internet. Penelitian menunjukan bahwa bentuk intervensi ini efektif untuk mengatasi permasalahan depresi dan stress yang terkait dengan burnout atau kejenuhan. Dalam penelitiannya, Straten mencoba mengukur efektifitas intervensi berbasis web dalam bentuk bantuan mandiri ini untuk mengurangi depresi, kecemasan dan kejenuhan. Hasilnya menunjukan bahwa secara statistik dan klinis bantuan mandiri berbasis web terbukti efektif untuk mengurangi depresi dan kecemasan. Sejauh ini, penelitian yang dilakukan oleh Traten et.al merupakan uji coba pertama intervensi pemecahan masalah berbasis web. Efektifitas intervensi terapetik berbasis web dalam bentuk bantuan mandiri berbasis web seperti juga terapi pertolongan mandiri yang pada umumnya diberikan dalam bentuk buku dan sebagainya terbukti efektif dalam mengurangi permasalahan-permasalahan mental.

Menurut Barak et.al (2009) intervensi berbasis web adalah “program intervensi mandiri berbasis panduan yang diberikan melalui perspektif online dan dioperasikan melalui sebuah situs dan digunakan oleh klien yang mencari bantuan kesehatan dan bantuan kesehatan mental yang dibutuhkan. Program intervensi itu sendiri berusaha untuk menciptakan perubahan positif, atau mengatasi hingga meningkatkan pengetahuan, kesadaran, dan pemahaman individu melalui penyediaan berbagai materi kesehatan dengan penggunaan komponen web berbasis interaktif “. Peluang berkembangnya intervensi terapeutik berbasis web cukup besar di Indonesia. Apalagi cukup banyak pengakses internet dari kategori usia pelajar yang secara reguler browsing  internet dan mengunjungi berbagai situs. Beberapa situs yang cukup popular saat ini misalnya seperti situs jejaring sosial seperti  facebook, twitter, friendster, high5 dan lain sebagainya baik melaui PC, laptop, notebook dan juga telepon seluler. Salah satu alasan itulah yang menjadikan pengembangan konseling melalui internet bagi dunia pendidikan, perguruan tinggi pada khususnya, memiliki potensi menjadi hal yang mudah diterima bagi para pelajar atau mahasiswa. Mengacu kepada berbagai data mengenai kejenuhan mahasiswa sebelumnya dan melihat karakteristik pengguna internet dan potensi perkembanganya, maka pengembangan model program konseling melalui internet untuk mengatasi kejenuhan mahasiswa memang suda dirasakan sebagai suatu kebutuhan. Karena pada masa-masa sekarang hingga masa yang akan datang, pelayanan kesehatan mental bukan hanya diberikan secara tradisional melalui tatap-muka, akan tetapi juga melalui internet.

Wallace (1999) menyatakan bahwa bukanlah hal yang mengherankan meski paradoks bahwa secara psikologis penggunaan internet mendukung dan meningkatkan sikap altruistik penggunanya,dan pada waktu yang sama juga dapat melepaskan sejumlah besar  agresi penggunanya. Salah satu contoh yang paling bermakna mengenai altruisme diinternet adalah yang terkait dengan forum dukungan emosional, seperti www.janganbunuhdiri.net yang dikembangkan oleh para psikolog UniversitasIndonesia yang memberikan layanan bantuan krisis untuk mencegah perilaku bunuh diri bagi mereka yang memiliki keinginan untuk bunuh diri, ataupun web forum pada umumnya dimana anggota yang senior akan membantu perkembangan pendatang baru atau “newbie” agar dapat menikmati manfaat yangsebesar-besarnya dari keanggotaanya di forum yang bersangkutan.

Dalam konteks penelitian ini, peneliti melakukan pengembangan model program layanan konseling melalui internet (intervensi terapeutik berbasis web dalam bentuk bantuan mandiri) untuk mengatasi permasalahan kejenuhanmahasiswa. Sehingga berdasarkan sumber masalah tersebut, maka rumusan masalah yang dapat diidentifikasikan dalam penelitian ini adalah bagaimana pengembangan suatu model program layanan konseling melalui internet (intervensi terapeutik berbasis web dalam bentuk bantuan mandiri) untuk mengatasi kejenuhan mahasiswa. Online merupakan salah satu sumber daya utama yang dapat memungkinkannya dilakukan penelitian tersebut.

·        Pemahaman akan stress sebagai penyebab kejenuhan

1.       Membantu mahasiwa memahami tentang stress sebagai pemicu kejenuhan dan mengidentifikasireaksi fisik, psikologis dan perilaku terhadap stress,memahami tipe perilaku dalam menghadapi stress. Sistem teknis: Membaca secara online dan Pengunduhan berkas melalui web. Medium: Artikel bacaan dan penugasan latihan observasi mandiri.
2.       Pengembangan Keterampilan mengatasi stress: Membantu mahasiswamengembangkan keterampilan berbagai teknik mengatasi stresself talk, imaginasi dan relaksasi,menjadi asertif dan manajemen kemarahan Sistem teknis: Membaca dan menonton video online. Baik artikel maupun video dapatdiunduh melalui web. Medium: Artikel bacaan, Artikel Video dan penugasan.
3.       Pengembangan keterampilan belajar  membantu mahasiswa mengatasi permasalahan belajar, sepertimenghadapi tugas kuliah,membuat perencanaan waktu danmenghindari prokrsinasi.
4.       Pengembangan rasa percaya diri membantu mahasiswa mengembangkan rasa percaya diri dan menerima diri apa adanya.

Program intervensi ini terdiri dari empat sesi, dua sesi pertama merupakan intervensi yang bertujuan untuk membantu mahasiswa mengatasi kelelahan emosional dengan cara mengidentifikasi berbagai permasalahan stress sebagai pemicu kejenuhan dan mengembangkan berbagai keterampilan teknik - teknik mengatasi stress. Dua sesi yang terakhir akan fokusi pada pengembangan diri yang diharapkan dapat memberikan implikasi dalam meningkatkan pencapaian pribadi mahasiswa. Validitas program ini telah dinilai oleh seorang pakar dengan latar belakang psikologi klinis dan dinyatakan layak sebagai intervensi untuk mengatasi kejenuhan mahasiswa yang fokus pada area kelelahan emosional dan rendahnya pencapaian pribadi.

Daftar Pustaka

Nabilah. Program Hipotetik Intervensi Terapeutik Berbasis web dalam Bentuk Bantuan Mandiri untuk Mengatasi Kejenuhan Mahasiswa. Jurnal Universitas Islam Indonesia

Agustin, Mubiar. (2009). Model Konseling Kognitif-Perilaku untuk Menangani Kejenuhan Belajar Mahasiswa (Studi Pengembangan Model Konseling  pada Mahasiswa Universitas Pendidikan Indonesia Tahun Akademik 2008/2009).Disertasi. Program Studi Bimbingan Penyuluhan SekolahPascasarjana Universitas Pendidikan Indonesia. Bandung

Barak, Azy et.al. (2009). Defining Internet Supported Therapeutic Intervention; Annals of Behavioral Medicine Ann Behav Med . Vol. 38. (4-17). Springer